Selain magang di STAR bersama Student Job dan belajar bersama para founder startup, salah satu kegiatan utama Yudhis saat ini adalah menjali proses mentoring pemrograman dalam kegiatan Besut Kode yang diselenggarakan Wikimedia. Yang menjadi mentornya adalah Tasya Rukmana (Singapore University of Technology and Design, pemenang Google Code-in 2014) dan John Vandenberg (Queensland University of Technology, mentor Google Code-in & Google Summer of Code).
Kompetisi Besut Kode dari Wikimedia
Proses mentoring pemrograman ini didapatkan Yudhis setelah lolos Besut Kode, sebuah kompetisi pemrograman tingkat SMA untuk mengenalkan lebih awal pada anak-anak mengenai dunia pemrograman.
Pada tahap pertama, peserta ditantang menyelesaikan 5 modul tugas Project Euler. Dari 87 peserta, Yudhis lolos babak pertama bersama 8 anak lain usia SMA dari Kebumen, Sukabumi, Bali, Jambi, Surabaya, dan Jakarta.
Dari proses seleksi awal ini, Yudhis bersama teman-temannya kemudian mengikuti Lokakarya bersama Tasya Rukmana & John Vandenberg pada 31 Juli 2016. Usai lokakarya, mereka harus mengerjakan aneka tugas tahap kedua dengan bimbingan secara online dari para mentor.

Menuju Google Code-in
Dari tahap kedua, akan ada evaluasi dan penilaian untuk menentukan apakah peserta tahap pertama lolos atau gugur. Setelah itu masih akan ada lagi penugasan tahap ke-3.
Jika pada tahap ke-3 juga lolos, peserta akan menerima pemantapan untuk diikutsertakan dalam kegiatan Google CodeIn. Google CodeIn adalah kompetisi pemrograman untuk anak pre-university yang diselenggarakan oleh Google.
Selain itu, akan ada hadiah komputer, sertifikat, dan hadiah berupa kegiatan magang berbayar di Wikimedia Indonesia selama satu tahun.
***
Kesempatan bagi Anak Homeschooling
Bagi anak homeschooling seperti Yudhis, ini adalah kesempatan belajar yang sangat luas tentang dunia IT, game, dan desain. Ajang seperti ini menjadi contoh tentang semakin besarnya peluang-peluang pembelajaran di luar bangku sekolah.
Kesempatan pembelajaran di luar sekolah itu juga banyak, tak kalah dengan pembelajaran di lingkungan sekolah. Jika anak sudah memiliki minat dan kemudian rajin belajar secara mandiri menekuni minatnya, peluang-peluang pembelajaran dan mentor dari berbagai penjuru semakin terbuka.
Selain melalui kompetisi semacam Besut Kode ini, peluang besar untuk pengembangan anak-anak juga bisa datang dari komunitas-komunitas hobi tempat anak-anak berkegiatan.