Kemarin (Minggu, 18/4/2010) kami jalan-jalan ke acara Kum-Kum, ajang berkumpul komunitas. Tempatnya di Museum Bank Mandiri, yang berlokasi di depan Stasiun Kota sekaligus di seberang terminal busway.
Dimulai dengan jalan kaki menuju pangkalan angkutan kota, disusul dengan menaiki busway Trans Jakarta, kami berangkat berlima menuju lokasi Kum-Kum sekitar 08.30. Walaupun berangkat relatif pagi, cuaca yang cerah cukup menyengat panasnya.
“Ini adalah acara bersenang-senang, jadi kita harus pandai mencari sisi asyik dari perjalanan kita ini,” nasihat kami kepada anak-anak sebelum berangkat. “Nanti kalau kita pergi jalan-jalan keluar negeri juga begini. Jalan, bawa ransel, terus ngobrol dan ketawa-tawa sambil jalan walaupun sedang kecapekan.”
Visi tentang jalan-jalan bersama keliling Indonesia dan keluar negeri itu kami bagikan kepada Yudhis, Tata, dan Duta. Itu adalah bagian dari mimpi bersama keluarga kami. Dan mimpi itu terasa penting untuk menguatkan anak-anak saat harus berjalan kepanasan dengan ransel di punggung dan berganti-ganti naik kendaraan umum.
**
Pukul 10.30, kami sampai di stasiun busway Kota dan langsung menuju Museum Bank Mandiri. Diawali dengan menyerahkan pakaian bekas kepada panitia, kami mulai berkeliling melihat ruang-ruang di Museum Bank Mandiri. Wah.. tempatnya klasik sekali, antik, tapi kelihatan bersih dan terpelihara… betul-betul museum! (*walah, kan namanya juga museum Bank Mandiri*)
Senang rasanya melihat stand beragam Komunitas yang mengikuti acara ini. Salah satu yg saya ingat adalah Komunitas Karl May. Sebab, ada brosur yang dibagikan dan saya adalah penggemar Winnetou dan Old Shatterhand. Di bagian belakang museum ternyata ada taman berupa tanah lapang yang luas. Taman itu dikelilingi pepohonan yang rindang. Ada panggung terbuka dan tempat pertunjukan yang disajikan teman-teman komunitas.
Tujuan pertama kami adalah ruang menyusui (nursery room) karen Duta yang baru terbangun dari tidur di jalan langsung minta menyusu. Tak lama di ruang menyusui, kami bertemu mbak Mira, mbak Devi dan kemudian menyusul mas Rio.
Tanpa diduga, Lala ternyata bertemu dengan mantan dosennya (mas Yandi Andri Yatmo) di Arsitektur dulu yang sedang mengajarkan tentang lingkungan dan pelajaran membuat maket. Cukup lama Lala ngobrol dan mendengar cerita dosennya itu mengenai kegiatan mereka mendatangi sekolah-sekolah dan mengajari anak-anak mengenai lingkungan. Mas Yandi dan kelompoknya ini juga punya situs Lingkunganku. Wah… langsung terbayang suatu saat pengin kerjasama untuk mengisi kegiatan anak-anak HS/HE… 🙂
Kami kemudian turun bersama keluarga mas Rio dan duduk bersama di rumput sambil ngobrol-ngobrol. Sementara itu, anak-anak langsung akrab dan bermain bersama: berlari, memanjat, main seluncuran, dan lain-lain. Kami sempat juga ikut kegiatan meneropong matahari. Kami juga sempat bertemu dengan mbak Devi. Mbak Lovely sempat nimbrung bareng saat aku sedang menemani anak-anak bermain.
Cukup lama kami lesehan dan mengobrol macam-macam dengan keluarga mas Rio yang sudah mantap untuk meneruskan HS/HE untuk Trisha (6 tahun). Rasanya lebih dari 2 jam mengobrol santai, menemani anak-anak, juga sambil makan siang. Sekitar pukul 13.30, kami pulang karena anak-anak sudah kecapekan.
***
Secara umum aku suka konsep dan gagasan acara seperti Kum-Kum ini. Dari komunitas, non-komersial, temanya substantif (lingkungan), dan tempatnya memanfaatkan fasilitas publik. Walaupun masih ada hal-hal yang bisa lebih ditingkatkan, sebagai acara yang baru pertama kali digelar menurutku sukses. Banyak komunitas yang terlibat, isinya beragam, dan tempatnya enak.
Kami sendiri cukup puas bisa membawa anak-anak pada suasana baru yang berbeda, sekaligus melihat museum. Yudhis banyak bertanya mengenai benda-benda yang ada di museum itu. Ditambah ketemuan (informal) dengan keluarga mas Rio dan teman2 lainnya, semuanya semakin menambah kebahagiaan acara jalan-jalan kemarin.