Beberapa waktu yang lalu, Yudhis ketemu bu Srihari dan ikut ujian matematika yang diselenggarakan bu Sri. Bu Sri adalah guru matematika dan seorang penemu sebuah metode matematika.
Yudhis diuji mengenai konversi satuan. Ini adalah pelajaran matematika kelas lima yang sedang dipelajari Yudhis. Ada konversi waktu, jarak, kecepatan, luas dan volume.
Dari ujian itu, ternyata Yudhis belum menguasai materi itu. Nilai yang didapatnya adalah 55.
“Kok cuma dapat nilai 55, Dhis?” tanyaku kepadanya.
“Soalnya susah banget, pak. Tapi itu juga paling tinggi daripada teman-temanku,” penjelasan Yudhis sekaligus defense-nya.
Aku cuma tertawa dan tak memperpanjang obrolan soal nilai itu. “Nanti belajar lagi ya…”
“Oke, pak…”
**
Inilah salah satu potongan keseharian homeschooling kami. Tak selalu cerita tentang keberhasilan. Tapi juga cerita tentang kegagalan dan ketakberhasilan.
Kegagalan itu, walaupun tak disukai, adalah penting untuk mematangkan kita. Dengan kegagalan, kita berefleksi dan berusaha memperbaiki diri. Dengan kegagalan, kita belajar tidak menyombongkan diri dan meremehkan sebuah hal.