Kemarin Yudhis mendapat kesempatan bekerja dan belajar. Dia bekerja karena memang output kegiatannya digunakan di dunia nyata. Kami menganggapnya sebagai proses belajar karena banyak hal yang bisa diperoleh Yudhis melalui kegiatan ini.
Kegiatan Yudhis kemarin adalah mengisi suara iklan di Studio 25, di kawasan Buncit, Jakarta Selatan. Ini adalah peristiwa ke-3 Yudhis dipercaya mengisi suara iklan.
Seperti biasa, kami tak diberitahu iklan yang akan diisi Yudhis. Jadi, pagi-pagi aku dan Yudhis pergi bersama ke Studio 25 karena kegiatannya akan dimulai pukul 10.00.
Sampai di sana, aku baru tahu kalau iklan yang diisi Yudhis adalah salah satu produk “Kacang Dua Kelinci”. Video klip iklannya sudah selesai, jadi Yudhis bertugas mengisi salah satu suara di video klip iklan tersebut.
Sewaktu di ruang rekaman, aku bertanya kepada Yudhis,”Mau ditemani atau sendiri saja.”
“Sendiri saja,” kata Yudhis pasti.
Oke, aku pun keluar dan menunggu di ruang tamu. Ternyata proses rekaman tak berlangsung lama. Tak sampai 1 jam, proses rekaman sudah selesai.
***
Dalam perjalanan pulang, aku mengobrol dengan Yudhis tentang banyak hal, terutama mengenai bagaimana bersikap yang baik dengan orang lain. Sebagaimana umumnya anak-anak, Yudhis juga sering bersikap suka-suka. Sering bergaya loyo dan bermata malas. Kalau bersalaman malu-malu.
“Mengapa seperti itu Dhis?” tanyaku mengenai gaya loyo-nya.
“Itu kan seperti yang ada di komik, pak,” katanya.
Halah.. aku sama sekali tak menduga jawabannya seperti itu.
“Kalau ketemu orang, kamu lebih suka yang mana; bertemu orang yang loyo dan mengantuk atau bertemu orang yang wajahnya bersemangat?”
“Kalau aku lagi ngantuk sih terserah aja. Tapi kalau lagi semangat ya maunya ketemu orang yang semangat.”
“Di studio tadi orang-orang pada ngantuk, nggak?”
“Nggak.”
“Jadi mana yang lebih mereka sukai, wajah loyo atau bersemangat?”
“Yang semangat lah…”
Kami juga berdiskusi tentang tatacara bersalaman dengan orang lain. Kebetulan, tadi Yudhis melihat ada seorang talent yang bersemangat dan pekerjaannya langsung selesai dalam sekejab. Sekali melakukan rekaman, dia membuat 10 jenis sampel suara yang berbeda-beda untuk satu frasa kalimat yang harus diucapkannya. Profesional sekali. Ketika baru datang, dia menyalami semua orang yang ada di ruangan dengan gaya yang ramah.
Yudhis sangat terkesan sekali dengan kejadian itu. Aku kemudian menjadikannya sebagai pelajaran untuk Yudhis tatacara bersalaman yang baik; mengulurkan tangan, menjabat tangan dengan tegas, memandang mata, dan tersenyum sambil menyebutkan nama.
***
Walaupun kemarin tak belajar mata pelajaran, Yudhis belajar dari kehidupan. Yudhis belajar dan sekaligus bersenang-senang. Soalnya, setelah rekaman suara dia mentraktir kami semua Pizza dan kemudian pergi ke TB Gramedia untuk membaca dan membeli komik-komik kesukaannya.
2 thoughts on “Iklan Kacang Dua Kelinci”
Yudhis, nanti Rahma dan Rafif juga ditraktir ya….
ih keren deh kak Yudhis
pembelajaran yg sangat mengesankan karena sangat riil!