Melayani

Formula Moore: Belajar Melayani

Menurut formula Moore (The Moore Formula), ada tiga komponen penting dalam proses homeschooling (pendidikan), yaitu: belajar (study), bekerja (work), dan melayani (service).

Bagi yang belum tahu, Moore (Dr. Raymond dan Dorothy Moore) adalah pendukung gerakan awal homeschooling di Amerika. Mereka sering disebut sebagai “Grandparents of the homeschooling movement” karena kontribusi dan karya-karya mereka di awal tahun 1970-an.

Melayani

Memimpin itu Melayani

Kami sendiri bukan pengikut Formula Moore. Tetapi, secara subtansi kami melakukan tiga komponen yang disebutkan Moore itu di dalam proses homeschooling kami. Anak-anak belajar materi untuk membuka wawasan mereka, anak-anak belajar menghasilkan output & menjadi profesional, dan anak-anak belajar untuk menjadi pelayan bagi masyarakat.

Melayani adalah salah satu bagian dari pendidikan karakter yang kami kuatkan untuk anak-anak. Kami percaya, melayani adalah spirit dasar yang perlu tertanam secara mendalam karena akan berpengaruh besar di dalam karya mereka untuk masyarakat, apapun bidang/peran yang akan mereka tekuni.

Seorang pebisnis hakikatnya adalah melayani dan mencari solusi untuk kebutuhan pasar. Profesional melayani para kliennya. Pejabat melayani masyarakat. Pemimpin adalah pelayan rakyat.

Jadi, keterampilan melayani bukanlah hanya untuk para pekerja sosial. Keterampilan melayani adalah substansial di dalam hubungan sosial kita.

 

Aspek Dalam Pelajaran Melayani

Ada beberapa komponen melayani yang perlu dipelajari anak:

a. Melakukan sesuatu untuk orang lain
Melayani adalah sebuah refleksi spiritualitas. Melayani adalah melampaui ego dan kepentingan pribadi. Dengan belajar melayani dan melakukan sesuatu untuk orang lain, anak belajar tak hanya sibuk dengan ego dan kepentingan dirinya saja.

Anak bisa memulai belajar melayani dari lingkup terkecil, yaitu keluarganya. Caranya adalah membantu pekerjaan-pekerjaan keluarga yang tak menyangkut kepentingan pribadinya, misalnya: menerima telepon, menyapu, menyiram tanaman, membawa minuman saat ada tamu, dan sebagainya.

b. Melakukan sesuatu tanpa pamrih
Melayani itu tak dibayar. Melayani tak berhitung untung-rugi. Melayani dilakukan karena itu adalah hal yang baik. Menolong itu baik, berbuat baik itu keren. Melayani dan menolong disukai Tuhan.

Dalam proses melayani, anak belajar untuk membangun kesadaran bahwa kita melayani itu membuat orang lain dan lingkungan sekitar menjadi lebih baik. Anak belajar tak menyandarkan kebahagiaannya hanya pada dirinya sendiri, tetapi juga pada kebahagiaan yang diraih orang lain.

c. Melakukan sesuatu dengan sukacita
Melayani bukan hanya pekerjaan fisik. Hal yang lebih penting dalam proses belajar melayani adalah menghadirkan hati. Anak melakukan pekerjaannya bukan hanya secara sukarela, tetapi dengan ikhlas dan sukacita.

Dalam proses belajar melayani, orangtua perlu mencontohkan dengan proses pelayanan kepada keluarga yang ikhlas dan sukacita. Dari keteladanan ini, anak belajar untuk tak bersungut-sungut saat bekerja dan tak asal-asalan melakukan pekerjaannya. Tentu saja, orangtua perlu terus mengapresiasi saat untuk meneguhkan keterampilan melayani ini.

d. Melakukan sesuatu dengan berkualitas
Pada awalnya, anak belajar melayani dengan sederhana. Tangan-tangan mereka mungkin masih belum terampil. Tetapi seiring meningkatnya kemampuan anak, mereka harus belajar melakukan pelayanan dengan kualitas terbaik.

Walaupun tak dibayar atau mendapat imbalan, anak tak boleh asal bekerja, tetapi terus menghadirkan kualitas di dalam seluruh pekerjaannya. Secara bertahap, orangtua mengenalkan standar kualitas pelayanan/pekerjaan seiring meningkatnya kesiapan dan keterampilan anak.

***

Proses belajar melayani adalah sebuah proses yang panjang. Anak belajar dari hal-hal sederhana, melayani anggota keluarga. Juga, orangtua perlu terus mendampingi dan memberikan feedback, baik apresiasi maupun teguran perbaikan agar kualitas keterampilan anak untuk melayani semakin meningkat dari waktu ke waktu.

 

 

4 thoughts on “Formula Moore: Belajar Melayani”

  1. Jiwa melayani semakin langka di negri ini, smoga artikel di atas semakin menginspirasi para orang tua agar menanamkan jiwa melayani sedini mungkin pada anak anak

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.