Hari Minggu (27/3), Klub Oase kembali mengadakan kegiatan. Kali ini, tema kegiatannya adalah membuat boneka jari (finger puppet) dan membuat pertunjukan di panggung boneka. Seru…!
Acara yang dipersiapkan dengan penuh cinta ini dihadiri oleh keluarga-keluarga yang penuh cinta pula. Ada teman-teman lama, tapi baru sempat mengikuti kegiatan di Klub Oase seperti mbak Andini Rizky, mbak Dinar, mbak Devi Yudhistira, mbak Moi, dan lain-lain.
Jadilah cinta-cinta saling bertemu. Anak-anak berkegiatan dengan penuh bahagia dan suka cita.
***
Beberapa hari sebelum kegiatan, aku menemani mbak mbak Mella berbelanja ke Pasar Pagi untuk mempersiapkan segala keperluan acara ini, mulai kain felt, lem, mata, kancing, dan sebagainya. Kemudian, ada mbak Mira Kurniasari yang ikut lembur bersama anak-anaknya untuk membantu memotong kain felt dan mempersiapkan materi kegiatan. Juga, mbak Wiwiet ikut membantu persiapan kegiatan membuat finger puppet dan panggung boneka ini.
Yang seru, Klub Oase mendapatkan bantuan dan uluran tangan dari Dimas, sepupuku yang seorang desainer, dengan membuatkan panggung untuk pentas bonekanya.
***
Pada waktu hari H, kegiatan diawali dengan membuat boneka jari (finger puppet). Setiap anak memilih 5 karakter boneka yang akan dibuatnya (dari 18 karakter boneka yang tersedia). Kemudian, mereka belajar memotong pola dan membuat bonekanya masing-masing.
Setelah selesai membuat 2 boneka, mereka belajar drama di panggung boneka. Ada mbak Pipit yang mencontohkan cerita boneka, ada mbak Ratna yang memberikan ide praktis untuk latihan dialog menggunakan boneka-boneka jari ini. Dengan “template” dialog buatan mbak Ratna, anak-anak kemudian belajar menyusun cerita berdasarkan kata kerja yang diundi.
Berdasarkan naskah yang mereka buat, anak-anak kemudian menyajikannya di panggung boneka.Setiap anak mendapat giliran. Di akhir setiap pertunjukan, setiap anak dipotret lengkap dengan bonekanya.
Seru melihat setiap anak mencoba pertunjukannya masing-masing dan mendapat apresiasi dari semua yang hadir. Tak ada yang dicela atau dipaksa. Kalau ada yang belum siap, tak ada yang dipaksa maju. Semuanya berdasarkan kerelaan dan kesiapan mereka.
***
Usai membuat boneka dan melakukan pertunjukan di panggung boneka, acara dilanjutkan dengan “snack time”. Anak-anak menghias donat dan memilih topping sesuai keinginan mereka, serta minum susu. Nyam-nyam…
Di luar itu semua, ada kejutan untuk hari ini. Mbak Dewi Lestari datang bersama “pasukan” membawakan nasi bakar yang enak sekali untuk semua peserta. Saking enaknya, beberapa orangtua dengan malu-malu menambah nasi bakar yang memang tersedia banyak dan melebihi jumlah peserta, hehehehe.
***
Terima kasih teman-teman semua untuk kehadirannya. Semoga anak-anak bahagia. Mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan selama acara.
Sampai jumpa di acara Klub Oase selanjutnya.
Foto-foto bisa dilihat di FB Klub Oase atau Flickr Klub Oase
Foto-foto “behind the scene” persiapan acara Finger Puppet Klub Oase bisa dilihat di sini.
7 thoughts on “Finger Puppet Klub Oase”
Asik asik….
seru mbak…sampe bengong liat anak2 masih bicarain boneka, sampai hari ini masih jadi topik!!! 😈
Maksih ya mbak Lala…
Paling senang itu kalau melihat anak-anak menikmati kegiatannya dan bahagia. Semoga bisa menjadi kenangan manis dan berharga hingga saat mereka besar 🙂
spt kata orang: it takes the whole world to raise our child
semua anak di klub oase terasa bagai keponakan sendiri dan mereka merasa bersaudara satu sama lain, klub oase emang asik!
Betul sekali mbak Ratna. Rasanya sudah seperti keluarga besar. Kita tak merasa sendirian mendidik anak-anak kita karena banyak orang yang menerima anak kita apa-adanya dan ikut serta dalam pengasuhan mereka.. 🙂
wah sayang hanya di Jkt hehe…
Apa kabar mb Lala & Mas Aar??? Hebat euy masih konsisten…
Saya masih ‘terpaksa’ hs Chisia (6 yrs) karna kami sering keluar kota.
Sekalain nanya, ada yang udah punya pengalaman coop 0/ paruh waktu dg sekolah? Bisa share? Makasih ya. GBU
Halo mbak Ria, apa kabar? Lama sekali tak kontak dan tak mendengar kabarnya? Senang bisa mendengar kabarnya lagi. Semoga setelah ini bisa sering kontak2 lagi.
Utk kegiatan, tinggal diadakan sendiri saja mbak bersama teman2 yg dekat rumah.
Utk kerjasama paruh waktu dengan sekolah, yg saya tahu di Yogya ada yg bisa (tapi sy lupa siapa). Di Bandung/Cimahi kalau tidak salah juga ada. Intinya sih sebenarnya kesepakatan dengan sekolahnya. Dan tiap sekolah punya kebijakan beda2.. 🙂