Proyek belajar mandiri yang kedua ini bertema: Pesawat Siluman. Proyek ini merupaklan kelanjutan dari proses belajar mandiri mencari informasi yang dilakukan Yudhis.
Untuk yang kedua, Yudhis memilih tentang “pesawat siluman”. Tema ini dipilih Yudhis karena keingintahuannya tentang pesawat siluman yang pernah dibacanya dan tiba-tiba terkenang kembali.
Dalam proyek ini, Yudhis belajar menentukan tema, poin-poin yang ingin diketahuinya, serta mencari informasi sesuai kebutuhannya dengan memanfaatkan internet.
Ternyata, tak banyak informasi yang diperoleh Yudhis mengenai pesawat siluman. Yudhis kemudian mencarinya di buku ensiklopedia. Untuk inisiatif Yudhis mencari informasi di ensiklopedia itu, aku memberikan kredit dan pujian khusus kepadanya. Dari ensiklopedia, dia mendapatkan gambar bagian-bagian dari dari pesawat siluman. Yudhis kemudian belajar men-scan dan mengolah informasi dari ensiklopedia (hardprint) menjadi digital (softcopy).
Hasil dari scan kemudian diolah Yudhis di Photoshop dan disatukan sebagai ilustrasi teks menggunakan MS Word. Setelah selesai semua proses, Yudhis mempresentasikannya kepadaku.
Semua proses ini berlangsung selama 4 hari.
“Nilanya 80, Dhis,” kataku kepada Yudhis usai presentasi. “Sudah bagus, tapi masih lebih bagus proyek yang pertama.”
Aku kemudian memberikan masukan-masukan kepada Yudhis mengenai hasil pekerjaannya, mengenai urutan informasi yang dicari, cara penyajian, dan presentasinya.
“Selamat, Dhis. Kamu sudah maju selangkah lagi…” Usapan ke kepalanya menjadi compliment-ku kepadanya.
0 thoughts on “ebook Pesawat Siluman”
speechless…aku selalu ikut merasa bangga dengan keberhasilan pembelajaran seperti ini mbak…selalu terharu, gatau kenapa…
dan aku berterimakasih ke mbak Lala…
Jadi inget pas nemu web mbak Lala dan mas aar dulu…
Betapa dulu aku terbengong-bengong anak seumur yudhis dan tata punya kemampuan yang luar biasa…dan pembelajarannya itu lo yg membuat aku semangat dan ingin mencoba…
ah mbak Devi berlebihan deh….
Apa yang kami lakukan sebenarnya hal yang amat biasa. Saya yakin setiap keluarga punya cara yang unik dalam mendidik anak-anak mereka. Mungkin bedanya, keluarga kami mendokumentasikan proses ini. Coba deh, mbak Devi baca ulang situsnya mbak Devi sendiri, pasti terharu juga lihat proses yang dilalui Rahma, Rafif dan Syafa ^_^