Karena kesibukan pekerjaan kami dalam beberapa minggu terakhir ini, pengawasan dalam proses belajar anak-anak menjadi sangat longgar. Setelah kami evaluasi bersama, ternyata proses belajar Yudhis & Tata menjadi tidak terlalu efektif.
Walaupun kami tetap punya “ritual” makan bersama dan membicarakan berbagai hal tentang kegiatan belajar mereka, kami merasa proses ini tidak mencukupi. Beberapa kali kami tanyakan kegiatan mereka saat malam hari, tak banyak hal yang mereka kerjakan.
Hari Minggu kemarin, kami memutuskan agar Yudhis dan Tata membuat jadwal sendiri. Kali ini, kami minta mereka untuk mengambil buku dan kemudian menuliskan jadwal rencana kegiatan mereka selama satu minggu. Catatan di buku itu menjadi panduan bagi mereka untuk mengisi hari-harinya.
Dengan adanya jadwal dalam bentuk tertulis, hati kami menjadi lebih tenang. Anak-anak pun kelihatan menikmati buku jadwal yang memandu kegiatan keseharian mereka.
Kami merasa, setelah berjalan beberapa hari kegiatan Yudhis & Tata makin penuh. Biasanya, mereka main dan nonton sejak makan siang sampai malam. Sekarang, sejak pagi hingga malam mereka mengisi waktu-waktunya dengan lebih variatif.
***
Dinamika jadwal dan pengaturan waktu seperti ini tak akan ditemui dalam model pendidikan sekolah. Sekolah sudah terjadwal dengan pasti dan ketat. Semua orang, anak dan guru menyesuaikan diri dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
Tetapi, dalam proses homeschooling, pengaturan jadwal adalah hal yang biasa. Seiring dinamika kehidupan dalam keluarga dan pertumbuhan anak, pengelolaan waktu dan kegiatan belajar pun terus berubah untuk mencari bentuk yang paling pas dengan keadaan saat itu.