Desa adalah Masa Depan Kita #TourDeTalent #OaseBackpackeFamily – 5

Minggu 22.09.2015 adalah jadwal padat dalam #TourDeTalent #OaseBackpackerFamily. Setelah rombongan terbagi dalam kegiatan Jelajah Malioboro dan kunjungan ke Joglo Ndeso di Muntilan, akhirnya seluruh rombongan menyatu kembali menuju Temanggung.

Perjalanan #TourDeTalent berikutnya adalah menuju kediaman mas Singgih Susilo Kartono (Singgih) di Kandangan, Temanggung. Singgih adalah founder Magno dan sepeda bambu Spedagi. Karya-karyanya lebih banyak dikenal di luar negeri seperti Jepang dan Eropa.

(c) blomming.com
(c) blomming.com

Salah satu putrinya, Liris, menjalani homeschooling dan mengikuti kegiatan #TourDeTalent ini sejak dari Semarang.

***

Omah Kelingan Temanggung

Omah-Kelingan-Temanggung

Di Temanggung, kami diarahkan menuju Omah Kelingan, sebuah area kebun bambu yang telah disulap oleh mas Singgih menjadi sebuah tempat yang eksotik dan menarik.

Ada rumah panggung terbuka yang di atasnya ada ruang cukup luas untuk tidur/berkegiatan, ada rumah yang menjadi aula pertemuan. Dan yang paling menarik bagi anak-anak adalah Rumah Kapsul, rumah pohon yang langsung dijelajahi anak-anak. Semua bangunan itu bahan dasarnya adalah bambu, kayu, dan rumbia yang tersedia secara luas di Temanggung dan sekitarnya.

Di Omah Kelingan, kami kembali mendapat jamuan makanan-makanan tradisional Temanggung. Sebagaimana mbak Ira yang ingin mempromosikan pangan lokal, mas Singgih pun ingin mengangkat makanan desa menjadi makanan eksotik yang khas, dinikmati, dan berharga.

Di Omah Kelingan, mas Singgih bercerita tentang proses yang dijalaninya bersama Magno dan Spedagi. Juga mimpinya tentang revitalisasi desa.

Revitalisasi Desa dan Contextual Education

Menurut mas Singgih, masa depan letaknya bukan di kota, tapi di desa. Saat kota penuh dengan masalah yang membuat hidup tidak sehat dan tidak nyaman, solusinya adalah desa. Desa adalah sumber pangan, interaksi sosial, dan tempat berkarya yang mandiri.

Saat ini, desa cenderung mati dan kekurangan, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara gagasan. Orang-orang desa mengelola desa dengan minder, menjadi kota yang mereka lihat di TV sebagai idealnya.

Untuk itu, menurut mas Singgih desa perlu direvitalisasi agar bisa hidup menjadi entitas yang mandiri dan sehat kembali. Perjalanan hidupnya yang saat ini bermuara di Spedagi adalah dalam proses pemanfaatan materi lokal dan menghidupkan ekonomi berbasis desa.

Untuk menguatkan ekonomi desa, menurut mas Singgih diperlukan pendidikan yang tidak hanya akademis, berwajah teoritis dan berorientasi kota. Tetapi, diperlukan model-model pendidikan yang memanfaatkan realitas yang ada di masyarakat sebagai sarana belajar dan menjadikannya sebagai sumber pengetahuan & solusi. Istilahnya adalah contextual education.

***

Menginap di Omah Yudi

Obrolan di Rumah Kelingan itu berjalan cukup lama dan intensif, hingga malam. Karena rombongan harus meneruskan perjalanan ke Salatiga, obrolan pun terhenti.

Sebagian besar rombongan melanjutkan perjalanan, sementara kami sekeluarga tetap tinggal semalam di Temanggung. Kami menginap di Omah Yudi, homestay yang dikelola jaringan mas Singgih di Temanggung dan lokasinya tak jauh dari rumah mas Singgih.

Omah-Yudi

Minggu pagi. 09.2015. Usai menikmati sarapan bubur bersama keluarga mas Singgih di pasar Kandangan, kami diajak menyusuri sawah menuju Omah Tani yang dikelola mas Singgih.

Perjalanan sepanjang pematang sawah ini benar-benar kaya makna dan pencerahan. Selama 2 jam kami berbincang, tepatnya mas Singgih berbagi cerita, pengalaman, dan sudut pandangnya tentang desa.

Usai jalan-jalan, kami kemudian mandi dan packing. Menjelang perjalanan lanjutan ke Salatiga, kami mengelilingi workshop Magno & Spedagi yang lokasinya satu areal dengan kediaman mas Singgih. Mbak Tri menemani kami dan menjelaskan proses-proses yang dijalani dalam produksi Magno & Spedagi.

***

Hati kami hangat sekali menikmati Temanggung, mendengarkan cerita mas Singgih dan mbak Tri sepanjang hari. Duta juga sangat menikmati tinggal di rumah pohon. Tapi kami harus melanjutkan perjalanan dan petualangan #TourDeTalent.

Bersama Liris yang turut serta, kami melanjutkan perjalanan menuju Perpustakaan Daerah Salatiga, untuk belajar bersama mas Aris Prasetya (Xanov) dan mas Ayok (Sapu Upcycle).

Selengkapnya:

  1. Belajar Melalui Travelling #OaseBackpackerFamily #TourDeTalent
  2. Berguru kepada mas Ilik SAs di JRU Semarang
  3. Berguru Pangan Lokal di Ndalem Tomat
  4. Jelajah Malioboro bersama Jaladwara #TourDeTalent #OaseBackpackerFamily
  5. Desa adalah Masa Depan Kita #TourDeTalent #OaseBackpackeFamily
  6. Video Dokumentasi #TourDeTalent oleh Tata
  7. Video Dokumentasi #TourDeTalent oleh Yudhis

4 thoughts on “Desa adalah Masa Depan Kita #TourDeTalent #OaseBackpackeFamily – 5”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.