fbpx

Biografi Howard Gardner, Penemu Teori Kecerdasan Majemuk

Salah satu teori pendidikan yang terkenal adalah teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelliegences) yang ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner.  

Siapa Howard Gardner?

Howard Gardner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Ia mulai menuliskan gagasannya tentang kecerdasan majemuk dalam bukunya Frames of Minds pada tahun 1983.

Howard Gardner lahir pada tanggal 11 Juli 1943 di Scranton, Pennsylvania, Amerika Serikat. Orang tuanya adalah pengungsi Nazi dari Jerman. Mereka melarikan diri dari Nurnberg, Jerman pada tahun 1938 bersama anak mereka Eric yang baru berumur tiga tahun. Eric kemudian terbunuh dalam sebuah kecelakaan menjelang kelahiran Gardner. Kedua peristiwa ini tak pernah diceritakan orangtuanya selama masa kecilnya. 

Ketika belia, ia sangat gandrung belajar dan bermain piano. Gardner menggambarkan dirinya sebagai “anak rajin yang memperoleh banyak kesenangan dari bermain piano”. Musik merupakan hal yang paling penting dalam hidupnya. 

Orang tuanya ingin mengirim Gardner untuk belajar di Philips Academy, Massachusetts tapi Gardner menolaknya. Meskipun Gardner tidak pernah menjadi pianis profesional, ia mengajar piano dari tahun 1958 hingga 1969.

Sebaliknya, ia pergi ke sekolah Wyoming Seminary di Kingston, Pennsylvania. Atas dukungan gurunya di sana, dia sukses menyelesaikan studinya. Dari situ, ia pergi ke Harvard University untuk belajar sejarah sebagai persiapan untuk karir pengacara. 

Kuliah di Harvard University

Di Harvard University, Howard Gardner bertemu Eric Erikson yang kemudian sebagai mentornya.  Gardner banyak mendapat pencerahan setelah belajar di bawah bimbingan psikoanalisis Eric Erikson, sosiolog David Riesman dan psikolog kognisi Jerome Bruner. Ketiga orang ini telah membangun pemahamannya yang luas tentang manusia sekaligus membantunya untuk membuat penelitian khusus tentang hukum alam kemanusiaan. 

Gardner kemudian belajar psikologi dan ilmu pengetahuan sosial hingga memperoleh gelar A.B pada tahun 1965 dengan summa cum laude. Usai menyelesaikan pendidikannya, Gardner bekerja bersama Jerome Bruner dalam MACOS Project (Man: A course of study). Selama waktu ini, ia membaca karya-karya dari Claude Levi-Strauss dan Jean Piaget. 

Tahun 1966, ia melanjutkan program doktornya di Harvard University hingga tamat pada tahun 1971. Selama di Harvard University, ia dilatih menjadi seorang psikolog perkembangan dan kemudian juga menjadi seorang neurolog. 

Gardner kemudian menjadi profesor yang khusus mendalami kognisi dan pendidikan di departemen Pendidikan Harvard University, profesor psikologi di Harvard University, profesor Neurologi pada sekolah kedokteran University Boston, dan ketua tim proyek Zero.

 

Penemuan Teori Kecerdasan Majemuk

Gardner sangat terkenal dalam lingkungan dunia pendidikan karena teorinya tentang Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences).  Bersama dengan rekan-rekannya di proyek Zero, Gardner telah melakukan percobaan percobaan dengan menggunakan alat tes, pelatihan pendidikan, dan penggunaan kecerdasan majemuk untuk mencapai rencana-rencana pribadi. 

Beberapa tahun terakhir, ia mengadakan dua penelitian mengenai kognisi dan pemakaian simbol-simbol. Yang pertama, terhadap anak-anak normal dan anak-anak berbakat dan yang kedua terhadap orang dewasa yang mengalami gegar otak. Tugasnya adalah menyatukan kedua hasil penelitian ini. 

Tahun 1983, ia mengembangkan dan memperkenalkan teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences) dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind. 

Multiple intelligences atau kecerdasan majemuk yang ditemukan Howard Gardner mengemukakan tentang tujuh kecerdasan manusia yang harus diperhatikan dalam kehidupan manusia. Ketujuh kecerdasan itu antara lain: 

  1. Kecerdasan linguistik, 
  2. Kecerdasan logis-matematis, 
  3. Kecerdasan spasial, 
  4. Kecerdasan musikal, 
  5. Kecerdasan kinestetik, 
  6. Kecerdasan antarpribadi, 
  7. dan kecerdasan intrapribadi. 

Dalam penelitian selanjutnya, Gardner dan teman-teman menambah lagi dua kecerdasan lain yaitu kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial. 

Penambahan dua kecerdasan terakhir ini menimbulkan polemik, namun Gardner punya alasan tersendiri mengapa kedua kecerdasan ini baru ditambahkan kemudian. 

Menurut Gardner, tujuh kecerdasan yang pertama adalah kecerdasan-kecerdasan yang telah memenuhi kriteria langsung, sedangkan kedua kecerdasan terakhir baru memenuhi syarat setelah penelitian lebih lanjut pada para pasien yang mengalami kerusakan otak.

 

Kehidupan Pribadi

Howard Gardner menikah dengan Ellen Winner, seorang ahli psikologi perkembangan. Dari pernikahan ini, ia dikaruniai empat orang anak, antara lain: Kerith (1969), Jay (1971), Andrew (1976), dan Benyamin (1985). 

Selain mencurahkan seluruh perhatian pada keluarga dan kerjanya, ia juga senang traveling dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bidang seni. 

Tahun 1986, ia mulai mengajar di pasca sarjana Harvard University, sambil terus menjalankan program jangka panjang Project Zero mengenai kognisi manusia dengan fokus utamanya bidang seni. 

Mata kuliah yang diberikan di universitas, antara lain mengenai intelegensi, kreativitas, kepemimpinan, tanggung jawab profesional, kegiatan ilmiah antar disiplin ilmu, manajemen kerja yang baik dan seni. 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.