Saya adalah salah seorang yang menyukai gagasan pendidikan Charlotte Mason yang sering diquote mbak Ellen Kristi. “Children learn to get ideas,” katanya. Anak-anak belajar untuk memperoleh gagasan. Gagasan adalah sebuah ‘virus’ spiritual yang bisa berkembang-biak dalam pikiran.
Di dalam tafsir dan pemahaman saya, tanggung jawab saya sebagai orangtua homeschooling adalah menyemai gagasan mengenai kehidupan yang lebih baik. Pendidikan anak-anak bukan untuk mengubah mereka agar bisa klop dengan kebutuhan pasar. Ada yang lebih luhur dari itu.
Setiap keluarga tentu memiliki nilai-nilai luhur yang ingin ditanamkan dan menjadi nilai bagi anak-anak. Demikian pun kami ingin menyemai nilai-nilai luhur agar anak-anak tumbuh menjadi manusia yang bermanfaat, sekaligus dapat menikmati/berbahagia atas setiap apapun yang dilakukannya.
**
Mimpi/Visi Keliling Dunia Bersama
Bersama Yudhis dan Tata, kami membangun sebuah mimpi bersama, yaitu berkeliling dunia bersama. Mimpi ini kami bangun berdasarkan pola-pola kegiatan yang kami lakukan yang kami tarik ke dalam mimpi/cita-cita. Kebetulan, Lala pernah nyaris ikut rombongan kesenian keliling dunia (Up with People) sehingga mimpi keliling dunia yang kami bangun bersama anak-anak itu dapat lebih terlihat nyata dan terjangkau.
Kami menghidupi mimpi itu melalui berbagai cara dan melalui proses yang berlangsung terus-menerus, selama bertahun-tahun, hingga kini. Bukan hanya melalui cerita, tetapi kami juga mengaitkan berbagai aktivitas kami dengan mimpi keliling dunia itu. Sebut saja, misalnya kami melakukan perjalanan, sejak kecil kami membekali anak-anak dengan perlengkapan mandiri (ransel) dan menghubungkannya dengan mimpi tersebut. Kami sering bermain berkhayal piknik ke sebuah tempat dengan menggelar tikar di rumah sambil makan makanan kecil bersama. Berbagai pembicaraan keseharian juga sering kami kaitkan dengan mimpi itu.
**
Menautkan Visi dengan Keseharian
Dengan mengaitkan keseharian dengan hal yang lebih besar (mimpi/cita-cita keliling dunia), banyak hal kecil menjadi berharga dan dijalani dengan semangat dan sukacita. Mimpi itu juga telah membuat proses belajar sehari-hari menjadi lebih bermakna dan menyenangkan untuk dijalani. Belajar menjadi hal yang menyenangkan dan dibutuhkan, karena anak tahu bahwa itu akan menjadi bekal yang penting baginya.
Mimpi keliling dunia itu menjadi bagian yang menarik di dalam proses belajar sehari-hari. Apa-apa yang penting untuk bekal keliling dunia menjadi mata pelajaran yang disukai dan dilakukan dengan senang hati. Belajar bahasa Inggris, belajar geografi, budaya, dan lain-lain menjadi sangat menyenangkan ketika dikaitkan dengan mimpi keliling dunia itu. Belajar matematika dan IPA pun lebih bermakna. Apalagi belajar komputer dan internet yang membuat mereka merasa sebagai bagian dari warga dunia. Sekarang, ditambah lagi dengan kesenangan Yudhis belajar gitar. Tanpa kami ajari, dia sudah menyebutkan cita-citanya untuk keliling dunia membawa gitarnya, seperti Jason Mraz, musisi yang sedang disukainya.
“Aku akan keliling dunia menyanyikan lagu-lagu perdamaian,” kata Yudhis kepada kami. Saya sempat terharu waktu mendengar kata-kata Yudhis. Saya seperti menemukan kebenaran kata-kata CM seperti yang saya tulis di awal.
**
Memberi Makna pada Kegiatan Keseharian
Saya kemudian teringat sebuah kisah mengenai dua orang tukang batu yang bekerja dengan cara berbeda. Satu orang tukang batu bekerja dengan seadanya, hanya sekedar menyelesaikan apa-apa yang diperintahkan kepadanya. Sementara tukang batu kedua bekerja dengan sepenuh hati, berusaha melakukan semua pekerjaannya dengan sempurna dan sebaik-baiknya, bahkan terkadang melakukan lembur kerja dengan sukarela.
Apa kata kedua tukang batu itu mengenai pekerjaannya?
Tukang batu yang pertama berkata,”Aku sedang membuat dinding yang harus aku selesaikan dalam waktu 30 hari.” Sementara tukang batu kedua berkata,”Aku sedang membuat bangunan yang hebat. Bangunan ini akan menjadi rumah Tuhan yang akan dikunjungi oleh banyak orang. Mudah-mudahan bangunan ini indah dan orang yang datang nyaman saat beribadah memuji Tuhan.”
Dua orang boleh jadi melakukan pekerjaan yang sama, tetapi bisa berbeda makna dan penyikapannya. Begitulah kurang lebih kami mencoba membawa anak-anak menjalani hari-harinya agar senantiasa bermakna.
2 thoughts on “Berbagi mimpi dengan Anak”
Saya setuju sekali utk menjalani hari sambil berbagi impian dengan suami dan anak. Sehingga kita lebih Semangat menjalani hari-hari kita. Hidup lebih bermakana jika kita punya tujuan hidup, apalagi menjalani prosesnya dgn orang2 yang kita cintai