Beberapa hari terakhir ini, aku membaca ebook Zen Habits “Mastering the Art of Change“, karya Leo Babauta. Sebenarnya aku sudah cukup lama mengenal blognya dan membaca beberapa artikelnya. Tapi baru kali ini aku membaca ebooknya.
Adalah Lala yang mengajakku untuk membaca dan mempraktekkan bersama.
“Hayuklah,” jawabku. Menjalani kegiatan bersama untuk memperbaiki diri tentu lebih menyenangkan daripada menjalaninya sendirian. Selama perjalanan kami bisa mengobrol, berdiskusi, dan saling meneguhkan.
Membaca sekilas, aku melihat buku ini praktis. Selain ada penjelasan konseptual, buku ini lebih ditujukan untuk praktik. Jadi, selalu ada misi personal yang dilakukan pada setiap bab dalam buku elektronik ini.
***
Perubahan yang Selalu Gagal
Berubah menjadi lebih baik adalah harapan semua orang. Semakin kreatif, semakin produktif, hubungan yang lebih baik, bangun lebih pagi, tubuh lebih bugar, semakin lentur dalam interaksi dengan orang lain, bersemangat mempelajari ilmu baru, mengurangi hutang, dan lain-lain.
Setiap orang punya harapan untuk menjadi lebih baik pada dirinya sendiri, apapun wujud lebih baik itu.
Tapi, mengapa kita selalu gagal melakukan perubahan itu pada diri kita? Mengapa kita sering sekali berhenti di tengah jalan? Mengapa kita lebih suka menunda dan akhirnya tak melaksanakan komitmen yang sudah dibuat di depan?
Itulah problem yang dialami oleh hampir semua diantara kita. Dan itulah yang dibahaskan dalam ebook ini (yang ingin aku tuliskan secara serial di blog Rumah Inspirasi ini).
Film tentang Harapan & Ideal
Menurut Leo dan juga sering dibahaskan dalam kelas-kelas meditasi, ada sebuah proyektor dalam pikiran kita yang selalu memunculkan gambaran tentang yang ideal, apa yang kita inginkan terjadi, harapan kita, apa yang seharusnya dilakukan orang lain, dan berbagai angan-angan.
Proyeksi itu bukan berdasarkan realitas, tetapi sebenarnya adalah fantasi kita yang selalu berharap tentang yang ideal.
Pikiran yang cerdas dan cerdik inilah yang menjadi sumber permasalahan kita. Pikiran selalu mencari kenyamanan (comfort), kesenangan (pleasure), dan kepastian (control), serta menghindari ketidaknyamanan (discomfort), ketakutan (fear) dan perubahan (change).
Itulah sebabnya, pikiran selalu memproduksi film tentang dunia ideal (dan seharusnya) untuk menghindari ketakutan akan ketidaknyamanan dan menjauhi perubahan yang mengakibatkan ketidakpastian.
Akibatnya, kita memilih untuk menunda, menghindar, atau berhenti melakukan berbagai hal yang mengganggu kenyamanan, kesenangan, dan kepastian kita.
Kita punya harapan atas perilaku orang lain, ternyata mereka tidak seperti yang kita harapkan. Kita berharap sebuah hasil yang seperti kita inginkan, ternyata tidak terjadi.
Menurut Leo, akar dari semua masalah itu adalah satu, yaitu pikiran kita.
Nah, ebook ini mengajak pembacanya untuk mengenali film fantasi pikiran kita serta menemukan cara untuk mengelolanya.
***
Jika Anda tidak sabar, Anda bisa mengunduh sendiri ebook Zen Habit di SINI.
Kalau Anda mau, kita bisa membaca dan mempraktekkannya bersama-sama, setahap demi setahap.