Ini sudah yang kesekian kalinya aku menguatkan hati untuk mencoba belajar menanam lagi. Sejak sekian tahun yang lalu berkali-kali aku gagal. Mau dari yang organik, hidroponik, balik organik lagi semua gagal.
Gagal, coba lagi, gagal, coba lagi
Aku sudah ikut aneka grup urban farming, belajar dari para ahli, bahkan sempat beli paket awal hidroponik dan dibimbing langsung oleh orang-orang yang sudah berhasil bertanam ala hidroponik ataupun organik. Tapi semuanya tetap saja gagal.
Dari mulai mencoba sendiri, mencoba ditemani mas Aar, mencoba lagi sendiri, ditemani mas Aar lagi, coba sendiri lagi, tetap saja gagal 🙁
Walau berkali-kali gagal dan patah semangat, tapi entah kenapa dorongan untuk bercocok tanam itu selalu datang. Seperti waktu aku sedang patah arang dengan tumbuhanku yang kutilang (kurus tinggi langsing), teman-teman OASE mengadakan fieldtrip ke perkebunan organik AAA. Pulang dari sana, aku jadi semangat untuk bercocok tanam lagi, walau kemudian gagal lagi, hehehe
Ketika patah hati karena gagal membesarkan benih & tanaman yang aku bawa dari perkebunan organik AAA, eeeh… aku beruntung bisa ngobrol dengan pakarnya Hidroponik ibu Bertha Suranto & om Ronny Tanumihardja selama beberapa hari perjalanan ke Aceh & Medan. Hal itu membuatku semangat lagi untuk hidroponik, walau kemudian gagal lagi… gagal lagi.
Ada sedikit harapan dalam diriku ketika tahun ini adikku Andit mulai rajin bercocok tanam dan ternyata berhasil. Hal itu membuatku kembali semangat untuk mencoba bercocok tanam karena aku merasa sekarang punya ahlinya di rumah! Tapi ternyata tetap gagal!!
Huaaaa… paduan antara salah kasih pupuk dan begitu ada yang berhasil tanamannya dimakan tikus membuatku benar-benar nyaris patah semangat. Kupikir that’s it. I’m done! Mungkin aku memang tidak berjodoh dengan bercocok tanam, mungkin aku harus ikhlas dan menyerahkan saja pada ahlinya.
Memompa semangat bercocok tanam
Anehnya, ada lagi sebuah hal yang mendorongku untuk kembali bercocok tanam. Entah kenapa di kepalaku terbayang-bayang mini green house dan dalam bayanganku green house itu ada di Ace Hardware. Ternyata sudah bertanya ke beberapa Ace Hardware ternyata kata mereka tidak ada green house seperti yang aku deskripsikan, sampai di suatu hari seorang pekerja Ace Hardware mengatakan kalau sempat ada tenda transparan yang bisa juga berfungsi sebagai green house tapi benda itu sudah tidak lagi masuk. Ketika aku cek di logistik ternyata bendanya masih ada di Ace Hardware Cawang, walau kalau lihat dari fotonya sepertinya bukan seperti green house bayanganku. Jadi aku memutuskan untuk melupakannya.
Beberapa hari setelahnya, terdorong oleh keingintahuan, aku & Andit pergi menghadiri Talkshow & Workshop Depok Berkebun di toko buku Gramedia Depok. Berjumpa langsung dengan praktisi dari IDBerkebun memompa kembali semangatku untuk berkebun, apalagi aku dan Andit sama-sama dapat hadiah buku. Aku dapat hadiah buku yang bagus sekali tentang cara bertanam Organik, Andit mendapatkan buku yang tak kalah bagusnya tentang cara bertanam Hidroponik. Pulangnya, aku minta ditemani Andit mampir Ace Hardware Cawang. Ternyata mini green house yang dimaksud lumayan keren, diskon 70% pula!! Jadilah semangatku bercocok tanam kembali bangkit dan untuk yang ke sekian kalinya aku pun mencoba belajar menanam lagi.
Kali ini tak hanya bertanam, tapi juga sambil memasang jebakan tikus. Kalau biasanya takut, sekarang ada Andit yang cukup tega untuk mengurusi tikus-tikus yang terjebak. Kali ini aku pun lebih tidak tanggung-tanggung, aku menyemai langsung sekian tray, jaga-jaga kalau gagal lagi. Ternyata kali ini berhasil!!
Melirik Hidroponik
Sebagian besar bibit yang aku semai ternyata tumbuh dengan subur. Bahkan aku kewalahan ketika sudah waktunya untuk pindah tanam. Ternyata banyak sekali media tanam yang dibutuhkan.
Inilah yang membuatku kemudian mulai melirik lagi teknik hidroponik. Berbekal 2 buku hadiah dari workshop Depok Berkebun, perlahan tanamanku mulai tumbuh dengan subur.
Bahkan karena hasil semainya cukup bagus, aku harus putar otak ketika harus memindahkan tanaman dari tray semai. Dari pengalaman terlalu banyak menyemai biji ini aku jadi tahu kalau ternyata bertanam dengan media tanam itu cukup mahal. Dua karung besar media tanam habis dengan cepat sekali dan hanya jadi sekian puluh pot saja.
Dari hasil googling dan baca buku aku kemudian terinspirasi dengan hidroponik sistem sumbu yang menggunakan botol bekas air mineral. Untungnya ada Wilda, temanku yang aktif bergerak di bidang daur ulang sampah. Jadi aku bisa mendapatkan hadiah 200 botol bekas air mineral dari TPST TIM 😀
Aku tahu perjalananku masih panjang. Aku belum sampai pada masa panen. Walau masih ada kemungkinan untuk gagal, tapi kali ini aku merasa lebih maju beberapa langkah dibanding percobaan menanamku yang terdahulu. Semoga kali ini berhasil… Aamiin…
1 thought on “Belajar Menanam Lagi”
Thanks min infonya sangat bermanfaat..