Salah satu minuman kegemaran Duta adalah susu. Biasanya dia minta dibelikan susu kotak fullcream di kios atau membeli sendiri ke kios.
Karena sering membeli, Duta menjadi hafal dengan harga susu. Sambil memberikan uang, kami sering bercakap-cakap tentang matematika uang.
“Ini uang berapa?” tanyaku sambil mengacungkan selembar uang berwarna biru.
“Lima puluh ribu,” jawab Duta
“Berapa harga susu?”
“Yang besar harganya tujuh belas ribu, kalau yang kecil lima ribu.”
“Kalau uangnya lima puluh ribu, berapa kembalian kalau membeli susu yang besar?”
“Tiga puluh tiga ribu.”
“Kalau susu kecil?”
“Empat puluh lima ribu.”
“Kalau belinya tiga susu kecil, berapa kembaliannya?”
“Tiga puluh lima ribu.”
***
Belajar matematika uang merupakan bagian dari financial literacy, literasi keuangan, mengajarkan anak-anak tentang keuangan agar mereka bisa mengelola uang secara bijak saat dewasa.
(Baca: Mengapa anak-anak perlu belajar literasi keuangan?)
Matematika uang itu bisa dipelajari anak dengan cara sederhana.
a. Kenalkan dengan aneka jenis satuan uang
Ada aneka jenis mata uang, baik mata uang logam maupun kertas. Kenalkan bermacam jenis mata uang tersebut.
b. Lakukan tebak-tebakan mata uang
Selain melakukan tebak-tebakan mata uang satuan, Anda bisa melakukan tebak-tebakan penjumlahan beberapa mata uang. Mulai dengan yang mudah ribuan, lima ribuan, sepuluh ribuan.
c. Simulasi tambah, kurang, perbandingan
Dengan mata uang yang berbeda-beda, lakukan tanya jawab untuk kumpulan beberapa mata uang (penjumlahan), membeli beberapa barang yang sama (perkalian), menghitung nilai kembalian (pengurangan), dan perbandingan aneka mata uang, misalnya: 3 lembar uang dua ribuan dibandingkan satu lembar uang lima ribuan.
d. Praktekkan dalam transaksi nyata
Melalui barang yang dibeli anak, lakukan tanya-jawab dan latihan matematika uang. Semakin sering dilakukan, anak akan semakin terampil dan memahami tentang matematika uang.