Dalam konteks belajar mandiri, salah satu tangga yang dapat digunakan untuk mengantarkan anak menjadi pembelajar mandiri adalah ketrampilan belajar menggunakan tutorial.
Saat ini, banyak sekali tutorial yang ada di Internet berisi petunjuk ketrampilan belajar apa saja, baik yang terkait dengan internet maupun ketrampilan di dunia nyata. Kita tinggal menggunakan mesin pencari untuk menemukan tutorial yang kita butuhkan.
**
Ceritanya, Yudhis ingin membantu Ibunya yang baru saja “menyewa tanah dan rumah” di SecondLife. Keberadaan tanah dan rumah itu memicu proses Lala untuk belajar hal-hal baru tentang 3D dan Yudhis pun ikut terpacu membuat isi rumah dengan sebuah metode yang efisien menggunakan teknologi sculptie.
Proses inilah yang membuat Yudhis mau tidak mau belajar menggunakan software pengolah grafik, baik 2 dimensi (Gimp, Photoshop) maupun 3 dimensi (Blender).
Sebelumnya Lala dan Yudhis berlomba membuat sculpties dengan software Blender.
Belajar Membuat Rak dengan Blender
Hari ini Yudhis belajar membuat rak buku, mengikuti petunjuk yang ada di tutorial Photoshop yang ada di PSAwesome. Rak buku ini selanjutnya akan diolah menjadi bentuk 3D dengan software Blender, lalu diunggah ke SecondLife.
Cukup lama Yudhis belajar dengan mengikuti tutorial itu. Dia mulai belajar sekitar pukul 14.30 dan baru selesai menjelang makan malam, dengan diselingi mandi sore. Semuanya dia lakukan sendiri dan dengan penuh semangat karena dia memang menginginkannya.
Inilah hasil karya Yudhis:

**
Aspek Pembelajaran
Banyak aspek pembelajaran yang diperoleh dari proses belajar menggunakan tutorial yang ada di Internet, antara lain:
- mengetahui bagaimana proses mencari ilmu
- belajar mengikuti tahapan belajar step-by-step
- belajar bahasa Inggris (kalau materi tutorialnya dalam bahasa Inggris)
- tentu saja belajar materi yang ada di tutorial itu sendiri
- dan yang utama adalah membangun kebiasaan serta ketrampilan belajar mandiri
**
Butuh Waktu & Sparring Partner
Proses seperti ini tak terjadi begitu saja. Yudhis sering melihat bagaimana kami, orangtuanya, terbiasa belajar. Dia tahu bahwa orangtuanya bukan serba tahu, tetapi juga masih belajar hingga saat ini.
Untuk kasus ini, Yudhis mempunyai sparring partner belajar, yaitu ibunya yang juga sedang belajar 3D menggunakan tutorial-tutorial yang ada di Internet. Baik Yudhis dan Lala masing-masing belajar sendiri. Tetapi keberadaan orangtua yang ikut belajar dan terlibat pada hal yang dilakukan anak, membuat dia menjadi bersemangat belajar. Apalagi ketika dia bisa menyalip kemampuan orangtuanya, itu bisa memompa semangat dan kepercayaan diri anak.
Ide lain untuk menambah semangat anak adalah menjadikan proses belajar bersama ini sebagai “perlombaan”. Sesekali kita mengalah atau benar-benar kalah. Dan kemudian menyalip anak dan memberikan kesempatan anak untuk mengejar. Sesekali kita bertanya kepada anak. Pengalaman kami, proses yang seperti ini membuat belajar menjadi proses yang mengasyikkan.
**
Yuk… mengekspose anak untuk belajar mandiri dengan materi-materi tutorial yang ada di Internet…
4 thoughts on “Belajar dari tutorial”
betul sekali mas aar, walaupun sy tidak sepenuhnya mengalami (menjadi seorang otodidak) tp sy memiliki suami yg seorang otodidak. dia belajar banyak (terutama photoshop) dari tutorial2 di internet. memang banyak sekali tutorial dan resource gratis yg tersedia.
sy menjadi semakin terinspirasi untuk selalu mendukung anak2 sy seperti hal nya mas aar dan mba lala mendukung anak2 nya ^_^.
trima kasih. 😮
o ya, ini blog suami saya, siapa tahu yudhis atau mba lala tertarik mengikuti beberapa tutorial berbahasa indonesia yg ada di sana:
http://desaindigital.com
Iya mbak Ani. Saya termasuk penggembar blognya mas Jeprie. 🙂
Senang melihat karya-karya mas Jeprie yang luar biasa dan menginspirasi. Salam buat mas Jeprie.. 😮
Ooo,
suami sy senang berbagi lwt blognya karena selama ini dia bisa mempelajari banyak hal yg sebagian besarnya adalah cuma2 lwt internet.
Turut senang jika itu ternyata berguna 😉
Bravo Yudhis!