fbpx

Belajar dari Pembukaan Asian Games 2018

Cinta pada negeri mungkin terdengar klise. Narasi keragaman Indonesia mungkin terdengar basi. Kita mengetahui fakta itu sejak lahir. Ditambah rutinitas keseharian kita, hati kita mungkin melihat semua hal tentang Indonesia ini biasa saja.

Padahal, kita sebenarnya juga sangat memahami bahwa semua bentuk cinta perlu dirawat dan dihidupi. Cinta pada pasangan membutuhkan kerendahan hati melihat hal-hal positif dari pasangan kita, sembari terus merawatnya melalui pengalaman kebersamaan bersamanya.

Merawat cinta membutuhkan jeda dari rutinitas, membutuhkan penerimaan atas kebaikan yang kita terima, dan kesediaan untuk terlibat aktif membangunnya.


Hadiah & Upgrade Tiket Asian Games

Sabtu, 18 Agustus 2018, kami bersyukur mendapatkan kesempatan menyaksikan Upacara Pembukaan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno. Kami mendapatkan “traktiran” dari seorang sahabat berupa 3 tiket pembukaan Asian Games.

Kami berangkat menuju Stadion Gelora Bung Karno tanpa ekspektasi apa-apa karena ini adalah pengalaman baru buatku. Kami berangkat bertiga, aku, Yudhis & Tata naik Trans Jakarta menuju GBK.

Di gerbang 7 GBK, kami menukar voucher dengan tiket masuk. Ternyata ada masalah teknis dalam sistem pengelolaan tiket sehingga alokasi tempat duduk dilakukan secara manual. Problemnya, panitia tak bisa menyediakan 3 tiket kelas C yang berdekatan sehingga akhirnya menawarkan upgrade tiket ke kelas B secara gratis dengan kursi yang agak terpisah.

Jadilah kami mendapat tiket kelas B yang harganya dua kali lipat. Aku dan Tata duduk berdekatan, sementara Yudhis duduk di area yang agak terpisah.

Rasa Syukur yang Tak Berkesudahan

Aku tak menyangka, acara ini memberikan banyak sekali momen ekstase yang sangat membahagiakan sekaligus menyingkap sebentuk kesadaran baru tentang cinta.

Seperti melompati jarak pendek yang dipisahkan oleh jurang yang dalam antara mengetahui dan mengalami.

Berkali-kali hatiku berdesir. Berkali-kali rasa hangat mengalir dari hati. Berkali-kali badan bergetar dan mata mengembang tanpa dapat ditahan.

Duh, Indonesiaku. I love you.

Pengalaman itu dimulai dari pasukan volunteer dengan jaket oranye bertuliskan “Ask Me” yang tersenyum ramah dan sangat membantu sepanjang Sudirman dan di areal GBK. Bahkan, usai acara mereka masih berbaris mengiringi kepulangan penonton sambil sesekali meneriakkan “Indonesia” atau mengucapkan terima kasih dengan senyum lebar bahagia walaupun terlihat lelah.

Terima kasih para volunteer dan tim yang telah menyiapkan penyambutan. Kalian luar biasa..

Saat acara pembukaan dimulai, aku tak bisa menahan air mata yang menitik saat ikut menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dalam gemuruh bersama 40 ribu orang di Stadion GBK.

Bangga rasanya menjadi bagian Indonesia

Menyaksikan rangkaian tarian dengan aneka kostum khas aneka adat nusantara, mulai Aceh hingga Papua betul-betul menghangatkan hati. Keberagaman itu nyata. Bahasa, tarian, pakaian, budaya, dan lainnya. Keberagaman yang memperkaya kesadaran kita bahwa cara hidup kita dan sudut pandang kita bukan satu-satunya realita dalam kehidupan ini.

Ada tari Sipitu Cawan, Gending Sriwijaya, tari Piring, Zapin, Lenong Betawi, Jaipongan, Sisingaan, tarian Padang Bulan, tari Gandrung lanang Banyuwangi, tari Janger Bali, tari Belian Bawo Katim, tari Enggang, tari Hudog, tari Maengket Modero Sulut, tari Kabasaran, tari Soya Soya Maluku Utara, tari Likurai Belu NTT, tari Yospan Papua.

Anak-anakku, mari kita belajar lagi tentang Indonesia kita.

Dan semua orkestrasi acara yang luar biasa dan profesional menunjukkan bahwa kita benar-benar warga dunia, bukan kelas dua. Sound system, koreografi, atraksi kembang api, tayangan visual, dekorasi, orkestrasi, dan semuanya sangat profesional.

Dahsyat! Kualitas karya anak negeri ini setara dengan profesional kelas dunia lain.

Ini contoh dan harapan besar bagi anak-anak kita agar mereka mampu menjadi profesional berkelas dunia yang sekaligus memiliki akar yang mendalam pada negerinya.

Terima kasih semua panitia & volunteer upacara pembukaan Asian Games.

Aku semakin cinta Indonesia

1 thought on “Belajar dari Pembukaan Asian Games 2018”

  1. Ratna kusuma halim

    Yang nonton dari layar kaca saja merasa bangga terharu tiada habisnya… apalagi menonton langsung dan merasakan getaran energinya. Kebayang…..
    TFS, Ar.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.