Banyak orang tahu kalau internet adalah salah satu sumber belajar yang luar biasa. Internet membuka akses kita ke banyak materi berkualitas dengan harga terjangkau bahkan banyak pula yang GRATIS. Satu hal yang munurutku sangat ‘super’, itu adalah terbukanya interaksi antara murid & guru secara online.
Yudhis kini tidak lagi hanya mengandalkan aku dan mas Aar untuk belajar, tapi dia kini memiliki banyak sekali ‘guru’ dari internet yang mengajarkannya langsung maupun tidak langsung. Yang tidak langsung seperti tutorial, games edukasi, museum online, ebook interaktif dll. Sedangkan yang langsung adalah guru yang benar-benar mendedikasikan waktunya untuk memberi & mengajarkan Yudhis secara realtime.
Contohnya yang terjadi kemarin, di pagi hari seperti biasa Yudhis mengikuti kelas building di Learn Avatar Academy. Kebetulan hari itu temanya adalah membuat pose dengan software Qavimator. Pose itu adalah animasi sederhana yang terdiri dari serangkaian gerakan (shot) yang kemudian disatukan menjadi satu gerakan animasi. Tujuannya untuk menggerakkan avatar sesuai dengan gerakan yang kita inginkan.
Buat Yudhis, ini pertama kali dia mempelajari Qavimator. Tutornya mengajar dalam bahasa Inggris dan agak terlalu cepat sehingga Yudhis sedikit kebingungan. Untungnya di tengah kebingungan itu ada om Billy yang juga anggota Learn Avatar yang bersedia untuk memberikan pelajar secara privat melalui Skype.
Om Billy ini dari Bandung, jadi dia berbahasa Indonesia. Jadilah setelah kelas Qavimator selesai, Yudhis melanjutkan dengan kelas privat bersama om Billy. Proses ini asik sekali, karena dengan skype, kita bisa saling berbagi layar. Jadi layar yang dilihat om Billy bisa dilihat oleh Yudhis dan sebaliknya, sehingga proses belajar menjadi mudah. Mereka seakan-akan duduk bersebelahan. Hingga akhirnya Yudhis pun berhasil membuat animasi sederhana pertamanya. Terima kasih om Billy.
Malamnya, ada mbak Ines yang membuka kelas membuat volcano secara 3D. Cara mengajarkannya pun menurutku luar biasa. Mbak Ines hanya memfasilitasi murid-murid dengan 20 sculpt map gunung yang bisa dipilih secara bebas, puluhan script dan tekstur. Murid2 pun kemudian diminta untuk melakukan pencarian (research) di internet untuk menemukan jenis-jenis gunung berapi dan membuatnya lengkap dengan animasinya.
Dari sini selain mengasah kemampuan building 3D, Yudhis pun jadi semangat mencari tahu apa itu gunung berapi, apa saja jenisnya, bagaimana prosesnya dan sebagainya. Salah satu informasi itu Yudhis dapatkan di sini.
Dan itu belum semua.
Setelah selesai dengan gunung berapinya, mbak Ines mengajak Yudhis untuk pergi ke Mars Rover Exhibition, tempat mbak Ines mengumpulkan Mars Rover buatan murid-muridnya. Wah, itu membuat Yudhis kembali teringat kepada Mars Rover buatannya yang sebenarnya sudah selesai tapi ada masalah dengan animasinya.
Beberapa waktu yang lalu mbak Ines memang menyatakan ada kompetisi pembuatan Mars Rover untuk anak-anak muridnya, tapi karena waktu itu Yudhis ada masalah dengan animasi Mars Rovernya ditambah komputernya kemudian crash, jadi Yudhis sempat berfikir kalau sudah terlambat menyerahkan Mars Rover tersebut. Tapi ternyata mbak Ines bilang masih boleh, jadilah hari ini dia sibuk mengulik Mars Rovernya untuk diserahkan ke mbak Ines.
Untuk pembuatan Mars Rover ini pun Yudhis melakukan pencarian & penelitian tentang Mars Rover karena setiap Mars Rover yang dikumpulkan harus lengkap dengan data-data teknis. Wow, cara belajar yang luar biasa bukan?
***
Bukan hanya belajar, tapi Yudhis pun kini belajar mengajar di dunia virtual. Kebetulan pagi ini ada om Rio yang baru belajar membuat rumah di SecondLife, maka setelah Yudhis menyelesaikan kelas Ayunan, Yudhis pun gantian mentransfer ilmunya ke om Rio.
Senang melihat anak belajar dengan suka cita, apalagi penuh letupan gairah keingintahuan. Senang melihat anak terus semangat menyelesaikan “PR” walau dengan mata sayu karena keletihan menggali informasi. Senang mendengar celotehnya tentang apa-apa yang baru dia pelajari, apa yang sedang dia pikirkan untuk dibuat, untuk diciptakan dan apa yang dia angankan untuk bisa diajarkan kepada orang lain.
Terima kasih internet, terima kasih dunia virtual, terima kasih semua teman yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membuat proses ini menjadi sangat menyenangkan. Semoga kita dapat selalu saling berbagi dan menumbuhkan kebahagiaan belajar di antara anak-anak kita. Amin 🙂
4 thoughts on “Belajar dan Mengajar di Dunia Virtual”
Wow… keren! Proses belajar mengajar seperti yg dilakukan Yudhis lewat dunia maya, sungguh inspiratif!
ide yg luarbiasa .
lucunya, di kelas yang sama aku minta diajari Yudish. Makasih ya yudish.
(*padahal kan tante jauuh lebih tua) Memang, tapi yudish jauh lebih pinter.
Go Yudis go!
Way to go, Yudhis…! 🙂 Wah, om mesti lebih banyak belajar lagi sama Yudhis, karna rumah yang diinginkan sebetulnya yang banyak kamarnya, ada tangganya, banyak perabotannya, sama ada playground dihalamannya. Wah, om gak kebayang gimana buatnya. Tapi ada Yudhis, lumayan om langsung bisa buat rumah mungil, kapan2 boleh buat yang lebih canggih ya 😉