Tidak terasa Yudhis sudah 12 tahun. Berarti sudah 12 tahun yang lalu aku memulai perjalananku sebagai seorang ibu. Percaya tidak percaya rasanya.
Sebelum Yudhis lahir, kami sempat tinggal sebentar di daerah Bogor. Waktu itu aku belum tahu bagaimana rasanya melahirkan. Jadi waktu temanku mengajak melahirkan di rumah dengan bantuan paraji (dukun beranak), aku senang-senang saja. Apalagi waktu temanku melahirkan, besoknya dia sudah bisa duduk dengan enaknya. Kok bisa? Katanya kalau sama paraji nggak robek, jadi cepet sembuhnya. Dia bilang, “gak sakit La, kayak pup aja”. Weeeew….
Sayang, ketika waktunya melahirkan tiba aku ada di Jakarta. Jadi aku harus melahirkan di rumah sakit. Waktu itu aku tidak menyangka kalau sakitnya sakit sekali. Kok bisaaaa temenku bilang nggak sakit? Apa karena dia di paraji bukan di dokter? Karena begitu dokter kan langsung kres kres kres (gunting) untuk memudahkan kepala bayi keluar. Jadi mau tidak mau ada proses menjahit yang menurutku jauuuh lebih sakit daripada proses melahirkannya.
Yudhis lahir sebagai bayi yang mungil. Kepalanya saja jauh lebih kecil dari susuku yang saat itu bengkak. Sebelumnya sahabatku yang lain melahirkan dengan berat 4kg jadi bayinya langsung besar. Makanya aku sempat bingung lihat anakku kok kecil banget, takut agak-agak kurang gizi. Hehe.. Untungnya dokter bilang kalau 2.75 itu normal.
***
Itu 12 tahun yang lalu. Dan sejak itu pula seluruh duniaku berubah. Bersama Yudhis aku belajar menjelajah sisi baru dari diriku yang sama sekali belum pernah kulalui. Banyak pilihan hidupku setelahnya yang sangat bergantung pada dirinya.
Walau keinginan untuk tidak menyekolahkan anak sudah ada jauh sebelum Yudhis lahir, tapi tak kupungkiri ketika Yudhis berusia 6 bulan, aku sempat tergoda untuk memasukkan Yudhis ke “preschool bayi”. Sebenarnya aku lebih tertarik karena tempatnya yang bagus & fasilitasnya yang lengkap. Alasan itu yang membuatku mendaftarkan Yudhis pada sebuah tempat untuk hak pakai fasilitas (bukan masuk kelas) selama satu tahun.
Sayang, tempat itu kemudian meniadakan membership fasilitas dan mengeksklusifkan untuk murid saja. Jangan-jangan terganggu sama aku yang cuma pakai fasilitas tapi sounding ke sana kemari kalau anakku gak sekolah. Xixixi..
Mungkin karena sering melihat bapak-ibunya depan komputer maka sejak kecil Yudhis tertarik dengan komputer. Untungnya ada banyak guru-guru bertebaran untuknya. Satu karya yang pernah dibuatnya waktu kecil adalah video tentang dirinya dan teman-temannya. Diisi background rekaman suaranya ketika berusia 2 tahun.
***
Kini Yudhis mulai beranjak remaja. Pilihan lagunya tak lagi “macaroni & cheese”nya Barney tapi sudah bergeser menjadi lagu-lagu sejenis Area 11 seperti Shi No Barado dari Area 11 & Go! Fighting Action Power. Belajarnya pun mulai semakin mandiri. Saat ini Yudhis mulai mengunggah karya 3Dnya di Google Warehouse setelah sebelumnya asyik bikin-bikin ruang:
Selain Google Sketchup, Yudhis juga suka bermain-main dengan photoshop. Sebagian karyanya bisa dilihat di situs pribadinya.
***
Satu hal yang menarik dari perkembangan Yudhis adalah kesukaannya membaca. Terus terang, karena aku ini penggemar komik & games, jadi anak-anakku pun akhirnya tumbuh menjadi penggemar komik & games. Walau di luar itu kami tetap menstimulus mereka dengan buku-buku anak “bermutu”, tapi kesukaan Yudhis kecil ya komik. Kalau ke toko buku pun yang dipilih adalah komik.
Sampai suatu hari, Yudhis kelihatan mulai bosan dengan buku komik, lalu dia mulai melihat koleksi buku-bukuku yang lebih “berat” dan ternyata dia suka. Dia mulai menyukai buku-buku Roald Dahl, novel detektif & buku-buku koleksi masa kecilku. Ketika FESPER kemarin, Yudhis dapat buku Pearl of China karya Anchee Min yang habis dilahapnya sepanjang perjalanan pulang ke Jakarta.
Aku rasa itu jadi momen pergeseran kesukaan membacanya. Sejak itu Yudhis mulai mencari-cari buku yang lebih tebal lagi. Waktu ujian ke Salatiga, Yudhis terkesima melihat koleksi tante Wieda yang sarat buku-buku keren. Yudhis bilang selesai ujian Yudhis ingin mulai mengoleksi buku-buku living book seperti koleksi tante Wieda. Ternyata, belum sempat pergi ke toko buku, ada kejutan datang tepat di hari ulang tahun Yudhis.
Satu set kiriman buku datang dari mb Retnadi (pemilik toko buku online HalamanMoeka) & mb Aan Diha (seorang penulis cerita anak). Isinya?? Buku-buku yang ada dalam daftar keinginan Yudhis. Woooow.. terima kasih kejutan cintanya ya mb Aan & mb Retnadi.
Sambil menyusun bukunya Yudhis berkata, “Bu, mulai sekarang aku betul-betul mau koleksi buku-buku seperti ini. Aku suka banget soalnya”
***
Di sini aku merasa bahwa ternyata, walau Yudhis suka game, suka komik & suka nonton film, tapi semua itu tidak menyurutkan kesukaannya membaca buku-buku living book.
Waktu aku tanya, lebih suka mana antara nonton film, main game, baca komik dan baca buku novel, Yudhis tertawa dan bilang “Mana mungkin dibandingkan bu, rasanya kan lain. Aku suka semuanya”. Nah lho.. gimana dong? hehe..
Ketika pertanyaannya aku ganti, “Menurutmu mana yang lebih bermanfaat, nonton film, main game, baca komik atau buku novel?”. Yudhis jawab, “Semuanya ada manfaatnya bu. Walau mungkin ada satu kegiatan yang isinya cuma bikin aku hepi, tapi kan bikin hepi itu manfaatnya besar biar semangat mengerjakan yang lain”. Hahaha, gitu ya?
Sama anak remaja harus pinter tarik ulur. Semakin lama, posisiku mulai bergeser, tak hanya sekedar menyuruh tapi lebih ke memberi pengertian “kenapa” sebuah hal perlu dilakukan. Yudhis kecil kini sudah beranjak remaja. Call me lebay, tapi aku benar-benar merasa waktuku bersamanya tinggal sebentar. Tak lama lagi dia akan segera terbang untuk mencari jati diri & menjalani hidupnya.
Selamat ulang tahun sayangku, semoga apapun yang kau lakukan di masa depan senantiasa selalu dalam lindunganNya, dan semoga Tuhan berkenan menyampaikanmu pada takdir terbaikmu, menjadikanmu manusia yang bermanfaat bagi semestaNya. Amin.. love you, Tong!
10 thoughts on “Anakku Sudah Remaja”
Selamat ultah yudhis, semoga umurnya penuh keberkahan..
Terima kasih mbak 🙂
Gak sengaja klik link ke Ibu Profesional, eh trus lanjut ke blognya mba. Sangat meinginspirasi sekali mba, terimakasih untuk sharing2nya.
Untuk Kak Yudhis, selamat ulang Tahun ya.., semoga yang terbaik selalu untuk kk Yudhis.. 🙂
Terima kasih mb Deasi 😀
salam kenal mbak,
namaku bunda Eni. anakku pertama laki2, sekarang kelas 8 dan sejak kecil belajarnya tidak masalah dia bisa mandiri walau saya sibuk, tapi dia tidak terlalu pede krn sampai skrang belum bisa ucapkan R, sampai2 kemarin mengundurkan diri jadi calon ketua OSIS krn kurang PD waktu orasi ke teman2nya terutama yg kls 7, akhirnya dia jd wakil OSIS.
anakku ke dua perempuan, dia sangat pendiam ke org lain, tapi klu ke yang sangat dekat banyak ngomongnya dan dia sangat pintar bercerita tapi hanya ke org yang paling dekat (keluarga). dlm belajar dia tdk suka belajar dgn membaca, dia lebih suka mendengarkan org lain seperti gurunya atau saya ibunya klu sempat memberikan pelajaran padanya. yg jadi persoalan saya sangat sibuk di rumah jd kadang tidak bisa mengontrol pelajarannya setiap hari, dan ketika UTS 1 kemarin waktu saya tes ternyata sama sekali dia tidak bisa menjawab apa yg saya tanyakan, tapi katanya dia sudah baca. pusing saya. akhirnya saya ajari ngebut semalam, dan hasil ujian memuaskan…. yang jadi ganjalan saya.. selama ini dia belajarnya gimana. 3 bln belajar tdk bisa apa2 ternyata hanya dng kebut semalam dia bisa mengerjakan soal2 UTS dgn benar semua.
pertanyaan saya :
1. Bagaimana membangkitkan rasa PD anak pertama saya yg blm bisa ucapkan R, dan cara mengajarinya spy bisa ucap R
2. Bagaimana mengajari anak kedua saya, kls 4 adalah awal masa peralihan dr kls rendah ke tinggi, trik apa yang bisa saya berikan agar tetap semangat belajar semua pelajaran yg diberikan?
3. Apakah belajar di sekolah bisa digabung dengan homeschooling?
Terima kasih atas perhatian dan jawabannya.
Selalu senang membaca tulisannya mba Lala… kecipratan rasa sayangnya mba Lala.. terasa sekali anugerah sayang dan cintanya mba Lala…
Selamat ulang tahun Yudhis… semoga selalu menjadi cahaya kebahagiaan untuk Ibu ya…..
Hug and kiss mba Lala
Aaaa… terima kasih banyak mbaak <3 <3
Aku gak sengaja kesini, terus liat-liat, and I dawned upon this. Baca cerita Bu Lala tentang melahirkan kok sounds familiar yaa?? (keyword: 4kg). Hahaha. Terus liat video buatan Yudhis gemes banget sambil ketawa2 di kursi.. Eh ada yang muncul di akhir video.. Hahaha, Yudhis memang hebat.
Hahaha Ve, kalau lahirnya aja 4kg gimana besarnya kira-kira “anak itu” ya? Pasti diet mati-matian deh biar langsing pas remaja. Xixixixi #ngarang..
Hebat! Seusianya sudah sangat produktif menulis buku..