Ini bukan posting promosi. Sungguh. Justru melalui posting ini aku sebenarnya penasaran ingin tahu adakah di antara teman-teman yang pernah menggunakan layanan dari Grab Taxi ini?
Cukup lama aku mendengar tentang layanan Grab Taxi ini. Bahkan seorang teman sudah mencobanya dan merekomendasikanku untuk mencobanya. Tapi waktu itu aku merasa tidak terlalu tertarik, antara merasa tidak (belum) butuh & sudah terbiasa dengan kebiasaan lama yaitu telp ke call-center taksi terkait. Sampai kemarin, ketika pulang dari acara Google Partners aku naik taxi dan perhatianku tertuju pada HP yang bolak-balik “tring tring tring”.
Dengan penasaran aku bertanya kepada supir taxi, kenapa HPnya bunyi terus. Sambil santai, pak supir berkata “oo itu calon penumpang bu”. Awalnya aku pikir HP itu disediakan oleh perusahaan taxi, ternyata dari GrabTaxi. Percakapanpun bergulir.
Pak supir bercerita kalau awalnya dia skeptis dengan GrabTaxi ini, takut kalau jangan-jangan setelah uangnya terkumpul nanti tidak bisa dicairkan seperti yang terjadi pada sebuah layanan XXXX yang katanya abal-abal.
Sekian bulan berlalu, ketika satu persatu para supir taxi di poolnya mulai menarik uang bonus dari Grab Taxi dengan mudah, baru deh pak supir itu tergerak untuk memakainya juga. “Bayangkan mbak, sahabat saya baru 8 bulan tabungannya sudah 20 juta! Dan itu cair semua. Saya jadi tertarik deh” kata pak supir yang baru saja 2 minggu pasang Grab Taxi di mobilnya.
“Modalnya gampang mbak, saya hanya bayar 200.000. 150.000 untuk uang muka HP, 50.000 untuk uang administrasi. Harga HP 900ribuan, sisanya saya cicil melalui bonus yang saya kumpulkan. Lumayan mbak, baru 2 minggu sudah hampir 500.000. Nanti kalau sudah lunas HPnya, baru uang bonusnya bisa saya ambil langsung via ATM”.
Menurutnya, aplikasi seperti Grab Taxi ini betul-betul mempermudah pekerjaannya. Tidak pernah sepi penumpang, karena hampir kemanapun selalu ada penumpang yang minta untuk dijemput. Bonus yang diberikan oleh Grab Taxi juga lumayan, 10.000/penumpang atau 50.000/3 penumpang yang diantarkan saat jam padat (pagi 6-9, sore 5-8).
Melalui HP yang dipasang di dashboard mobilnya, pak supir bisa melihat calon penumpang ada di lokasi apa, lengkap dengan data yang dimasukkan oleh calon penumpang. Misal: berdiri di halte A, pakai baju biru, kacamata, rambut dikuncir dsb. Begitu pula dengan penumpang, ketika ada supir taksi yang mengambil penawarannya maka dengan segera calon penumpang bisa tahu data supir taksi tersebut.
Sampai rumah aku langsung cerita dengan orang di rumah, beberapa hari kemudian adikku mencobanya dan ternyata caranya memang sangat mudah. Wah jadi pengen coba, sayangnya sampai sekarang belum kesampaian. Maklum kemana-mana masih naik mobil, angkot, ojek, transjakarta atau kereta. Tapi aplikasinya sudah di HP, siap-siap kalau suatu hari butuh taksi. Hehe..
1 thought on “Ada yang sudah pernah pakai Grab Taxi?”
Pernah sih pakai grabtaxi, tapi masih bingung apa bedanya sama pakai appnya taxi bl*ebird. Malah ngga kerasa kegunaannya sih bagi gw sebagai pelanggan.
Dibandingkan sama uber juga yang jauh lebih oke. Murah + lebih nyaman soalnya mobil biasa + bisa antar & tunggu kemana aja kita mau.
Bukan bermaksud meninggikan uber, tapi itu lah kenyataannya.
Oh ya soal grabtaxi, gw pernah dapet supir ex*ress yg nawarin gw pake grab taxi, anehnya itu inisiatif si supir sendiri ikutan grabtaxi dan bukan dari company taxi tersebut. Masa begitu ya?
Emang sih company taxi tsb pokoknya cuman mau tau si supir musti setor berapa tiap harinya, tapi rada aneh kalo armadanya ditunggangin oleh company lain.