Kecerdasan emosio adalah kunci untuk memiliki hubungan yang sukses dengan diri sendiri dan orang lain. Sejumlah penelitian telah mengaitkan kecerdasan emosi dengan faktor-faktor penentu keberhasilan hidup, seperti efektivitas, hubungan, kesejahteraan, dan kualitas hidup yang lebih baik
Kesalahpahaman yang umum adalah kecerdasan emosi diartikan seseorang selalu berlaku manis setiap saat. Padahal kecerdasan emosi meliputi pengenalan dan kemampuan seseorang mengekspresikan emosi, baik emosi positif seperti senang, puas, maupun emosi negatif seperti marah, sedih, kecewa. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik mampu mengelola, mengekspresikan dan mempergunakan setiap emosinya sesuai dengan kebutuhannya.
Bukan hanya anak, orang tua pun perlu meningkatkan kemampuan untuk mengelola emosi agar dapat mendampingi anak lebih baik lagi, dan meraih keberhasilan dalam kehidupan keseluruhannya.
Bagaimana cara mengasah dan meningkatkan kecerdasan emosi?
Empat Keterampilan Utama Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi
Ada beberapa keterampilan kunci yang perlu diasah dan distimulasi untuk meningkatkan kecerdasan emosi.
Keterampilan kunci untuk membangun dan meningkatkan kemampuan untuk mengelola emosi dan terhubung dengan orang lain adalah:
- Manajemen diri
- Kesadaran diri
- Kesadaran sosial
- Manajemen hubungan
1. Manajemen diri (self management)
Untuk mengasah kecerdasan emosi, kita perlu belajar menggunakan emosi untuk membuat keputusan yang konstruktif.
Salah satu prosesnya adalah kemampuan mengelola tekanan (stress). Jika stress tidak terkelola, kita dapat kehilangan kendali atas emosi dan menjadi tidak mampu bertindak dengan bijaksana dan tepat.
Dengan kemampuan mengelola stres, kita dapat belajar menerima informasi yang mengecewakan tanpa membiarkannya mengesampingkan pikiran dan pengendalian diri. Kita dapat membuat pilihan yang memungkinkan untuk mengontrol perasaan dan perilaku impulsif, mengelola emosi dengan cara yang sehat, mengambil inisiatif, menindaklanjuti komitmen, dan beradaptasi dengan keadaan yang berubah.
2. Kesadaran diri (self awareness)
Kesadaran diri adalah kemampuan mengenali emosi-emosi yang kita rasakan sendiri.
Pengalaman emosional kita saat ini kemungkinan besar merupakan cerminan dari pengalaman awal kehidupan kita. Kemampuan kita untuk mengelola perasaan inti seperti kemarahan, kesedihan, ketakutan, dan kegembiraan sering kali bergantung pada kualitas dan konsistensi pengalaman emosional awal kehidupan kita. Jika pengasuh utama kita sebagai bayi memahami dan menghargai emosi kita, emosi kita akan berkembang positif. Namun, jika pengalaman emosional kita sebagai bayi membingungkan, penuh ancaman bahaya, atau menyakitkan, kemungkinan kita telah mencoba menjauhkan diri dari emosi kita.
Kemampuan untuk terhubung dengan emosi kita, memiliki koneksi dari waktu ke waktu dengan pengalaman emosional kita yang berubah, adalah kunci untuk memahami bagaimana emosi mempengaruhi pikiran dan tindakan kita. Untuk membangun kecerdasan emosional dan menjadi sehat secara emosional, kita harus terhubung kembali dengan emosi inti kita, menerimanya, dan merasa nyaman dengannya. Kita dapat mencapai ini melalui latihan Mindfulness.
3. Kesadaran sosial (social awareness)
Kesadaran sosial adalah keterampilan untuk mengenali dan menafsirkan isyarat nonverbal yang digunakan orang lain untuk berkomunikasi dengan kita. Petunjuk ini memberitahu kita perasaan orang lain, keadaan emosi mereka dari waktu ke waktu, dan apa yang benar-benar penting bagi mereka.
Untuk membangun kesadaran sosial, kita perlu memberikan perhatian dan fokus dalam proses sosial. Kita tak dapat menangkap isyarat non verbal yang halus ketika perhatian kita terbagi pada hal lain. Kesadaran sosial membutuhkan kehadiran kita pada saat ini.
4. Manajemen hubungan (relationship management)
Bekerja dengan baik dengan orang lain adalah proses yang dimulai dengan kesadaran emosional dan kemampuan kita untuk mengenali dan memahami apa yang dialami orang lain. Setelah kesadaran emosional berperan, kita dapat secara efektif mengembangkan keterampilan sosial/emosional tambahan yang akan membuat hubungan kita lebih efektif, bermanfaat, dan memuaskan.
Kita dapat menggunakan komunikasi nonverbal termasuk ekspresi wajah untuk membantu kita menyampaikan emosi tanpa kata-kata.
Untuk membangun manajamen hubungan, kita dapat menggunakan humor.
Karena hubungan dengan orang lain tidak selalu berlangsung mulus, keterampilan manajemen hubungan termasuk keterampilan mengelola konflik. Kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat dan konstruktif dapat memperkuat kepercayaan dalam sebuah hubungan. Ketika konflik tidak dianggap sebagai ancaman atau hukuman, konflik dapat menumbuhkan kebebasan, kreativitas, dan keamanan.