fbpx

Tips Kebebasan Berekspresi (di) Internet


Mengelola kebebasan ekspresi di Internet adalah sebuah tantangan. Banyak sekali aspek yang terlibat di dalam manajemen ekspresi di Internet. Tak hanya sensor terhadap pornografi dan SARA. Tetapi, jauh lebih luas daripada itu. Bukan hanya tentang hukum & peran negara, tetapi juga tentang peran orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Dalam ebook “Pedoman Berekspresi di Internet” atau juga disebut “ebook Linimas(s)a”  yang dikeluarkan oleh Internet Sehat banyak diceritakan tentang Internet dari berbagai pengalaman penggunaannya.

Isi buku yang disunting mas Donny BU ini sangat menarik.

Ada cerita tentang seorang tukang becak, mas Blasius Haryadi a.k.a Harry van Yogya, yang berhasil memanfaatkan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter untuk membangun pertemanan dan menjaring pelanggan tetap dari berbagai kota, bahkan dari manca negara, untuk becaknya.

Ada cerita mas Blontank Poer, blogger senior dari Solo, tentang penggunaan Internet sebagai salah satu sarana mobilisasi sumber daya pada saat meletusnya Gunung Merapi. Ada cerita mbak Sita Laksmi tentang Syairi yang menggunakan Internet sebagai media untuk memperjuangkan pembangunan infrastruktur di Torean, Lombok Tengah.

Masih banyak lagi cerita dalam ebook Linimas(s)a yang mengungkap penggunaan media sosial di Indonesia dari berbagai penulis dengan latar belakang yang beragam. Isinya agak berat, tapi komprehensif.

Menurutku, ini buku yang wajib diunduh bagi siapapun yang ingin melihat potret dan peran Internet/sosial media di Indonesia.

***

Salah satu aspek dari Kebebasan Ekspresi di Internet adalah kemampuan para penghuni internet untuk mengelola diri sendiri atau istilah kerennya “self-regulated”.

Bagaimana cara mengekspresikan diri di Internet yang baik sehingga semua orang bisa mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dengan keberadaan Internet? Berikut ini tipsnya:

TIPS EKSPRESI DIRI DI INTERNET

 a. Kesadaran Memelihara potensi besar
Internet memberikan peluang dan manfaat yang sangat besar untuk seluruh anggota masyarakat, dari berbagai lapisan/golongan. Internet telah memberdayakan banyak orang, mulai pelajar, tukang becak, pembantu rumah tangga, para wanita, dan sebagainya. Semua orang bisa mendapatkan manfaat besar dari Internet. Oleh karena itu, tips pertama yang perlu diingat dalam melakukan ekspresi di Internet adalah kesadaran untuk memeliharanya. Jangan sampai, perilaku kita yang salah membuat orang salah menyikapi tentang Internet, membuat Internet disalahkan, membuat pemerintah membuat kontrol yang ketat dan tidak perlu.

b. Ruang setengah privat
Walaupun kita mempunyai blog, akun Facebook, Twitter dan media sosial lainnya, jangan menganggap bahwa wilayah itu adalah sepenuhnya wilayah privat/pribadi, di mana kita merasa bebas melakukan apa saja sesuka kita. Walaupun kita memiliki ruang kebebasan di Internet yang sangat besar untuk mengekspresikan apapun, tetapi karena materi yang kita tuliskan bersifat terbuka, maka sebenarnya kita bersentuhan dengan wilayah publik. Karena berada di wilayah publik, maka norma-norma sosial dan hukum berlaku. Di situlah kita perlu berhati-hati.

c. Bersikap dewasa di Internet
“Wise While Online, Think Before Posting”. Itulah semboyan Internet Sehat yang layak menjadi pedoman ekspresi kita di Internet. Apa yang kita lakukan, walaupun kelihatannya sederhana bisa berakibat panjang.

Oleh karena itu, kalau sedang marah, sebaiknya kita melakukan posting di Internet. Biarlah kemarahan kita mereda dulu, baru kita mengeluarkan ekspresi kita. Kehati-hatian itu terutama perlu kita perhatikan terkait dengan penyebutan nama, baik orang atau lembaga tertentu.

d. Ekspresi kita ungkapan diri kita
Hal yang patut kita perhatikan juga adalah cara mengekspresikan diri kita. Memang tak ada aturan harus bagaimana cara mengekspresikan diri karena kita bebas menjadi diri kita sendiri. Yang penting kita sadari, kata-kata yang kita tuliskan, bahasa yang kita pilih, gambar yang kita gunakan semuanya merefleksikan kualitas diri kita.

e. Rambu-rambu hukum
Pada akhirnya, poin paling utama yang perlu kita jaga saat berekspresi di Internet adalah menahan diri agar tidak melanggar hukum. Batasannya adalah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Dalam konteks Internet, menurut Anggara Suwahju dalam ebook Linimas(s), yang harus kita perhatikan adalah berjaga diri jangan sampai kita melakukan tindak pidana:

  • penghinaan
  • kesusilaan
  • penodaan agama
  • penyebaran kebencian
  • kabar bohong
  • pengancaman

***


Pada bagian pertama tadi membahas tips saat mengekspresikan diri. Yang berikut ini adalah tips menyikapi ekspresi orang lain yang dilakukan di Internet.

 

TIPS MENANGGAPI EKSPRESI KEBEBASAN ORANG LAIN

a. Membangun ruang untuk perbedaan
Sebagaimana kita bebas melakukan sesuatu, demikian pun orang lain. Itulah demokrasi yang tercermin secara sangat terbuka di Internet. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari dan membuka pintu yang luas untuk perbedaan pendapat. Orang lain boleh tidak sama dengan kita, baik keyakinan, pengalaman, maupun sudut pandangnya.

Di dalam ruang terbuka seperti Internet, kita harus yakin bahwa sampah adalah sampah. Yang buruk akan ditinggalkan, yang buih akan hilang, yang bermanfaat akan tertinggal.

b. Tulisan berbalas tulisan
Ada cerita menarik di dalam ebook Linimas(s)a tentang pengalaman “konfrontasi” antara Margareta Astaman dan mas Sofyar tentang poligami dan beberapa hal lain yang menyangkut keyakinan. Margareta bercerita, dalam perbedaan yang sangat tajam antara dirinya dengan mas Sofyar (yang tidak bertemu kesepakatannya), keduanya tetap beradu argumentasi dengan tulisan.

Proses ini memang tidak mudah. Apalagi kalau menyangkut isu yang sensitif mengenai SARA. Tetapi proses pendewasaan itu harus dimulai sejak sekarang. Tak perlu menanggapi hal yang berbeda dengan kemarahan dan makian. Tak perlu memprovokasi dan menggalang kemarahan orang lain.

Sebab, sesungguhnya orang lain tak bisa mengganggu dan menurunkan derajad kita. Yang bisa menurunkan derajad kita adalah perbuatan dan kata-kata kita sendiri, bukan kata-kata atau perbuatan orang lain.

c. Mendorong manfaat
Internet memiliki efek bergema dan berkelanjutan (viral effect). Sebuah hal yang diperhatikan dan direspon akan berputar dan semakin membesar. Sebuah kemarahan akan mendorong kemarahan baru yang semakin besar. Demikian pula kebaikan yang dikomentari akan menciptakan kebaikan yang semakin membesar.

Oleh karena itu, jika ada materi yang buruk, langkah terbaik bukan dengan cara merespon dengan kemarahan. Tetapi, langkah terbaik adalah tidak merespon. Tinggalkan, diamkan, jangan dibahas. Maka materi itu akan hilang menjadi buih.

Sebaliknya, jika ada hal yang baik, lakukan hal-hal sederhana untuk menggandakan kebaikannya dengan mengklik: like, retweet, share. Bersikaplah pemurah terhadap kebajikan karena itu akan membuat kebajikan akan berlimpah di Internet dan Anda menjadi salah satu orang yang terlibat sebagai bagian dari kebajikan itu.

d. Menciptakan manfaat
Dan sikap yang paling positif dalam berekspresi di Internet adalah menyikapi ekspresi orang lain dengan karya yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Sebagaimana dikatakan oleh mas Yanuar Nugroho, kita perlu berubah tak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga menjadi produsen informasi dan konten digital.

 

***

Posting ini dibuat untuk meramaikan kompetisi Blogging/Writing & Semi SEO bertema: “Kebebasan Berekspresi (di) Internet” yang diselenggarakan oleh Internet Sehat dan didukung oleh HIVOS, ICT Watch, Norton Symantec.

Anda dapat mengikuti kompetisi yang berhadiah Netbook, Handphone, dan Hardisk ini. Kompetisi berlangsung hingga 31 Juli 2011. Ayo ikut dan ramaikan!

 

Referensi:

5 thoughts on “Tips Kebebasan Berekspresi (di) Internet”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.