fbpx

Refleksi Homeschooling 2011 (personal)

Setiap keluarga memiliki pilihan untuk menjalani pendidikan untuk anak-anaknya. Ada yang mengirimkan ke sekolah. Ada yang memilih homeschooling.

Kami termasuk yang memilih homeschooling untuk anak-anak kami. Memasuki tahun 2011 ini, tanpa terasa kami sudah melewati masa 10 tahun menjalaninya, sesuai usia Yudhis yang sudah melewati angka 10.

Apa yang menjadi catatan untuk perjalanan homeschooling kami di tahun 2011 ini?

Yudhis mulai bertumbuh menjadi remaja
Yudhis (10 th)mulai tumbuh menjadi remaja. Dia punya komputer & kamar, walaupun tidur malam tetap lebih suka bersama kami. Dia semakin membutuhkan ruang yang lebih luas untuk ekspresi dirinya melalui lagu dan kegiatan pilihannya sendiri.

Satu yang kami sukai, dia tetap ringan tangan menolong pergi ke warung, membeli gado-gado, dll. Problem yang masih belum selesai, dia masih susah bangun pagi sehingga tugasnya membuka jendela di pagi hari sering tak terlaksana.

Tahun ini, Yudhis mulai belajar menggunakan resource di luar rumah. Dia mulai les gitar di Yamaha School of Music yang kebetulan baru buka cabang di dekat rumah. Ini adalah salah satu sarana sosialisasinya; selain bermain sepak bola di sore hari bersama anak-anak di sekitar kompleks rumah.

Dari sisi akademis, Yudhis sudah selesai kelas 6. Dia sudah ikut ujian tryout UN dan lulus. Tapi kami memutuskan untuk menunda proses ujiannya. Kami tak ingin membuat karma buruk memberikan ide bagi orangtua untuk memaksa anak2nya agar cepat lulus.

Jadi, kegiatan Yudhis sekarang adalah meneruskan IXL Math (yg masih belum selesai kelas 6), belajar Photoshop, bahasa Inggris, gitar, dan pengembangan diri. Sekarang dia sedang senang belajar membuat game menggunakan Scratch.

 

Tata selalu semangat dan ceria
Tata (7 th) itu seperti Lala, selalu ceria. Bangun tidur selalu bersemangat dan langsung siap melakukan bermacam kegiatan. Dia selalu ingin terlibat dan membantu memasak dan lain-lain. Semangatnya tinggi dan dia sangat “ngemong” Duta, rela menemani Duta bermain bermacam-macam.

Beberapa bulan terakhir ini Tata mulai belajar piano (keyboard) di rumah. Dia menggunakan buku “Step by step Piano Course the Fun Way” karya Dr. Geraldine Law-Lee. Senang melihat semangatnya belajar piano berkali-kali dalam satu hari, diantara kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.

Dari sisi akademis, Tata sedang bersemangat mengerjakan IXL karena dia lebih cepat dari kakaknya. Sementara Yudhis baru 65% dari K-6, Tata sudah 80% dari K-2. Dia ingin menang dari kakaknya.

Kegiatan yang sedang berkembang pada Tata adalah kesukaannya menggambar dan craft. Dia sedang menikmati kegiaan membuat animasi di Go Animate bersama kakak-kakaknya. Tata juga sedang bersemangat belajar membantu Eyang Putri mengenai apapun; mulai memasak, mencuci, pekerjaan rumah, dll. Pokoknya dia menawarkan diri menjadi asisten Eyang Putrinya.

 

Duta masih belajar berbicara
Duta (3 th) memiliki pola perkembangan yang berbeda dari kakak-kakaknya. Duta sangat aktif secara fisik, tetapi lebih lambat perkembangan komunikasi verbalnya. Hingga saat ini, dia masih belum lancar bicara. Padahal kakak-kakaknya bahkan sudah bernyanyi di usianya saat ini.

Tapi buat kami tak apa-apa. Kami tak ingin melabelinya dengan sebutan apapun, misalnya speech delay, dsb. Yang kami lakukan adalah menerima dia apa adanya dan terus memberikan stimulus kepadanya dengan mengajaknya berkomunikasi dan bercakap-cakap.

Kegiatan harian Duta adalah bermain iPad, menonton Thomas & Friends, Disney Junior, dan bermain bersama kakak-kakaknya. Kegemarannya adalah bermain “hide & seek” bersama kakak-kakaknya dan jalan-jalan keluar rumah. Walaupun belum lancar berbicara, akibat terekspos dengan Disney Junior & aplikasi iPad, saat ini Duta sudah mengenal huruf & angka. Dia bisa menyusun huruf membentuk beberapa kata dalam bahasa Inggris.

 

Abby menyiapkan diri untuk ujian
Abby (10 tahun) tahun ini mulai belajar mata pelajaran dengan lebih serius. Sebab, Om Bangsul (papa Abby) merencanakan Abby untuk melanjutkan sekolah ke SMP. Oleh karena itu, kami membantu persiapan agar Abby bisa beradaptasi dengan materi pelajaran sekolah dan nantinya mengikuti ujian SD di tahun 2013.

Tantangan terbesar dalam proses belajar Abby adalah minatnya yang sangat fokus. Abby memiliki minat pada dunia gambar, tetapi relatif kurang pada selainnya. Mengajarkan materi2 pelajaran seperti matematika membutuhkan effort tersendiri. Apalagi, waktu yang kami miliki relatif tidak banyak karena harus berbagi dengan anak2 lain dan kami merasa tidak mampu menggunakan metode klasikal, mengajar seperti di sekolah.

Jadi, ini adalah tantangan bagi kami. Akhir tahun ini, Abby menjalani ujian semester ganjil kelas 5. Mudah-mudahan proses Abby bisa mulus hingga dia bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMP.

 

Bagaimana selanjutnya di 2012?
Kebutuhan anak-anak untuk mengeksplorasi dunia luar semakin besar. Tahun 2012 kelihatannya kami akan lebih menjelajahi dunia luar rumah. Salah satu tantangan dari eksplorasi keluar adalah kebutuhan waktu & dana yang membesar dibandingkan ketika kegiatan masih di rumah dan sekitarnya.

Semoga Tuhan memberikan kami kekuatan dan kelapangan untuk memprasaranai tumbuh kembang anak-anak hingga mereka menjadi sosok-sosok sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Amin.

5 thoughts on “Refleksi Homeschooling 2011 (personal)”

  1. turut mendoakan semoga di tahun mendatang hasrat anak-anak untuk terus berkembang dapat terfasilitasi dengan baik.
    Mohon doanya juga semoga saya bisa mengikuti jejak keluarga Mas Aar dan mbak Lala. sulung saya sekarang 2 th 4 bulan, sementara adiknya 1 tahun 4 bulan

    1. Amin. Terima kasih doanya mbak Nara. Semoga mbak Nara dan keluarga dapat menemukan yg terbaik untuk keluarga dan putra/i tercinta. 🙂

  2. mas, salam kenal…saya yolanda, ibu satu putri berusia 8 tahun….saya tertarik dengan kegiatan homeschooling tapi masih ragu untuk menjadikan putri saya belajar fulltime di rumah….saya khawatir dia kehilangan momen ‘ritual’ seperti upacara bendera, memakai seragam, ikut pramuka , dll. karena saya liat dia menikmati kegiatan2 itu, sementara saya dan suami kurang sreg dengan sistem pendidikan nasional seperti umumnya dirasakan orang tua yang memilih jalur homeschooling….
    menurut mas , bagaimana solusi kasus seperti yang saya uraikan di atas…Terima kasih, mas…

    1. Pilihan 2 (sangat kondisional, tergantung tingat ketidakpuasan orgtua pd sekolah dan sejauh mana keterikatan anak dg sekolah):
      – tetap sekolah dan anak diperkaya dengan kegiatan2 yg menjadi idealitas orangtua
      – memilih homeschooling dan mencari pengganti kegiatan2 yg disukai anak. Proses ini harus digali melalui diskusi dengan anak sehingga ditemukan substitusi hal2 yg disukai anak dan anak merasa keputusan itu jg merupakan keputusannya.. 🙂

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.