fbpx

Merefleksikan pengalaman e-Learning

Internet

Internet adalah alat belajar yang luar biasa. Bukan hanya karena Internet menjadi perpustakaan terbesar di dunia. Tetapi Internet juga merevolusi cara belajar kita. Aku termasuk orang yang merasakan nikmatnya revolusi belajar melalui Internet.

Pengalaman sebagai Pembelajar di Internet

Belajar di Internet tak ada yang memaksa. Kita belajar karena kita butuh atau karena kita ingin tahu mengenai sesuatu. Kalau kita tak berinisiatif, maka kita tak akan mendapatkan apapun.

Aku teringat, sekitar 13 tahun yang lalu saat aku mulai belajar membuat website, saat itu di rumah hanya ada koneksi Internet dengan sistem dial up dengan kecepatan 56 kbps. Pada waktu itu rasanya masih sedikit sekali bahan belajar yang ada, sangat berbeda dengan masa kini di mana bahan belajar berlimpah, baik dalam bentuk tutorial teks, dengan ilustrasi gambar, maupun dalam bentuk video. Dan tentu saja, kualitas koneksi Internet jauh lebih baik yang membuat kita bisa mengakses video dengan relatif lancar, tanpa masalah.

Selama bertahun-tahun itu, aku menikmati proses belajar dengan aneka model, mulai diskusi di forum seperti forum Joomla, tutorial teks yang dibuat para blogger, video tutorial seperti di Lynda, webinar seperti di Scrap Orchard, atau perkuliahan seperti di Coursera. Di luar model kelas atau membership seperti Lynda.com atau Coursera.org, sebagian besar proses belajar itu menggunakan sarana mesin pencari (Google).

Proses belajar itu bukan hanya kami lakukan. Anak-anak pun belajar menggunakan Internet dalam proses kesehariannya. Sebagai contoh, Duta (4 tahun) mulai belajar bahasa Inggris di Reading Eggs. Tata (8) dan Yudhis (12) belajar dengan banyak sumber, mulai matematika di IXL.com, bahasa Inggris di Raz Kids, Science di BBC Bitesize, Photoshop di PSD Tuts, Sketchup di SketchUp Learn, gitar di Songsterr, dan berbagai tempat lain yang mereka temukan dalam proses googling.

Lesson Learned:

Sebagai pembelajar, ada banyak pelajaran yang aku dapatkan selama proses menggunakan Internet

  • Internet menyediakan ruang belajar yang tak terbatas. Batasnya adalah keingintahuan kita untuk belajar.
  • Belajar di Internet tak mengenal usia, mulai anak-anak hingga nenek-nenek. Untuk anak-anak, yang penting adalah pendampingan untuk memastikan bahwa materi dan proses belajar mereka appropriate, sesuai usia mereka.
  • Kita perlu meningkatkan kemampuan bahasa Inggris agar dapat memanfaatkan berbagai peluang belajar yang ada.
  • Pelajaran petama dan penting yang harus dikuasai adalah menggunakan mesin pencari (Google) untuk mencari informasi yang kita butuhkan.
  • Teknologi dan sarana terus berkembang, demikian juga model belajar. Semuanya semakin mudah dan semakin berkualitas, baik dalam mode asynchronous (web, tutorial, video tutorial, forum) maupun synchronous (webinar, lecture).
  • Investasi untuk berlangganan koneksi Internet yang bagus sangat penting. Kualitas Internet yang bagus membuat proses belajar nyaman dan peluang belajar semakin terbuka.

 

Seminar Online (Webinar)

Webinar Homeschooling 2013

Internet bukan hanya menjadi sarana konsumsi (belajar), tetapi juga menjadi sarana penting untuk produksi (berbagi, berkarya). Dalam proses edukasi untuk homeschooling dan pendidikan anak, kami mulai menyelenggarakan webinar (seminar online) sejak 2011. Webinar homeschooling kami selenggarakan sebagai pengembangan dari seminar dan edukasi tentang homeschooling agar dapat menjangkau lebih banyak keluarga.

Pada awalnya kami agak ragu-ragu, apakah masyarakat sudah siap dengan seminar online, tanpa pertemuan secara fisik. Ternyata para peserta antusias. Memang ada sedikit kegamangan di awal karena mencoba hal baru. Tapi setelah mencoba sekali dan ternyata tak sulit, proses selanjutnya berjalan mulus. Ada kasus peserta yang mengalami kesulitan akses karena buruknya kualitas koneksi internet. Tapi problem ini diatasi dengan kehadiran rekaman webinar.

Melalui webinar yang menggunakan platform WizIq, peserta terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jangkauan peserta juga sangat beragam, mulai kota-kota di Jawa seperti Surabaya, Malang, Cirebon, Semarang, hingga berbagai kota lain seperti Medan, Pekanbaru, Padang, Ujung Pandang, Manado, Denpasar, hingga Maluku. Yang membahagiakan, webinar homeschooling ini juga dihadiri peserta dari berbagai negara seperti Singapura, Belanda, Oman, Korea Selatan, Suriname, dan lain-lain. Memang, berkat Internet batas fisik geografis menjadi hilang dan tak relevan lagi. Yang relevan adalah kualitas koneksi Internet.

Lesson Learned:

Dari proses penyelenggaraan webinar sebagai sebuah metode pembelajaran online, ada beberapa pelajaran yang kami peroleh, antara lain:

  • Masyarakat Indonesia sudah siap untuk belajar secara online melalui webinar. Respon peserta sangat positif terhadap webinar. Tentu saja, masih butuh edukasi lebih jauh agar lebih banyak masyarakat yang mengetahui asyiknya belajar melalui sarana webinar dan Internet pada umumnya.
  • Kualitas infrastruktur Internet di Indonesia masih belum merata dan tidak stabil (karena menggunakan mobile internet). Kami memutuskan untuk hanyak menampilkan slideshow dan suara, tanpa video streaming untuk memperkecil beban bandwidth.
  • Untuk memperkecil entry-barrier, penyelenggara harus membangun kenyamanan sehingga banyak peserta yang berani mencoba untuk ikut. Selain memberikan asistensi penuh pra-webinar, kami membuat mekanisme refund, serta menyediakan rekaman untuk seluruh peserta.

 

e-Learning Digital Mommie

DigitalMommie

Memasuki tahun 2013, kami mencoba mengembangkan e-Learning Digital Mommie untuk menjadi sarana belajar bagi keluarga. Semboyan Digital Mommie adalah “Dari Rumah Menjangkau Dunia”. Yang dituju adalah pembelajaran untuk orangtua dan anak.

Visi kami adalah menyediakan materi pembelajaran untuk membantu keluarga Indonesia berkarya dan mengambil manfaat dari kehadiran Internet. Anak-anak yang mahir membuat karya digital, orangtua yang tidak gaptek, bahkan bisa memperoleh manfaat ekonomi dari Internet.

Kami mengembangkan materi utama berupa video tutorial yang dikemas dalam bentuk paket belajar mandiri dan workshop online. Saat ini baru ada program workshop online untuk membuat blog dan Workshop Internet for Kids. Kami masih terus mengembangkan produk-produk lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia.

Dalam program workshop online, cara belajar yang kami kembangkan untuk para peserta adalah:

  • Belajar & hak akses semua materi selama 7 bulan
  • Email secara periodik untuk memandu proses belajar
  • Belajar melalui video tutorial
  • Belajar terpadu: konsep, video tutorial, dan praktek
  • Tanya-jawab materi workshop di website Digital Mommie
  • Coaching clinic, webinar 2 kali per bulan selama 7 bulan

Saat ini masih terlalu dini untuk mengevaluasi e-Learning Digital Mommie. Hingga saat ini, kami melihat antusiasme yang sangat besar. Respon dan feedback peserta pun sangat membahagiakan.

***

Keluarga Indonesia yang cerdas. Keluarga Indonesia yang terampil berkarya. Itulah mimpi kami untuk Indonesia.

Image courtesy of jscreationzs / FreeDigitalPhotos.net

6 thoughts on “Merefleksikan pengalaman e-Learning”

  1. Saya juga belum tahu Mak, mungkin nanti banyak pertanyaan keluar pas kita ngebahas suatu materi. Hanya rasanya materi yang kemaren ada di daftar kok banyak yang udah pernah saya baca di berbagai tempat. Meski belum semua dipraktikkan. Apa saya aja yang sok tahu ya 😀

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.