fbpx

Duta Belajar Menulis

Belajar Menulis

Menikmati proses perkembangan anak dari ke hari adalah sebuah hal yang berharga buat kami selaku orangtua.

Walau anak sudah tiga, tapi setiap anak itu unik dan mempunyai “waktunya” masing-masing. Kecepatan setiap anak berbeda, kami berusaha untuk tidak membandingkan antara satu anak dengan yang lainnya. Misalnya kenapa waktu Yudhis umur segini sudah bisa ini kenapa Tata belum atau sebaliknya Tata sudah bisa ini umur segini kenapa Yudhis/Duta belum dan seterusnya. Tidak mudah, apalagi kalau jarak perbedaan kemampuan di antara mereka sangat jauh.

Seperti yang terjadi pada Duta di usianya menjelang 3 tahun yang masih terasa “baby”. Duta itu iriiiit banget ngomongnya. Kadang kami merasa bukan karena dia tidak mengerti tapi lebihkarena dia memang “malas” saja ngomong. Sulit buatku untuk tidak membandingkan dengan teman2 sebayanya yang sudah berkicau riau di usianya.

Kemarin, sewaktu aku dan mas Aar hendak membuat jadwal dwimingguan kami di papan tulis, tiba-tiba Duta datang dan mau ikutan menulis. Ternyata, dia suka sekali menulis dengan spidol. Selama ini media yang kami berikan kepadanya memang hanya pensil dan krayon (serem deh rasanya ngasih anak kecil spidol…. bisa berabe bersihinnya).

Begitu Duta pegang spidol (mungkin karena enak, tebal, jelas, mudah menulisnya), semangat menulisnya seperti meluap-luap dan dia seperti anak yang “tercerahkan”. Tiba-tiba dia bisa menulis aneka huruf dan angka di papan tulis. Beruntung momen ini sempat kami abadikan.

Ini menjadi semacam peringatan dari Tuhan buatku untuk selalu sabar menanti datangnya waktu kembang tiap anak, karena bagai tanaman, bila disirami dengan baik niscaya dia akan berbunga. Walau entah kapan waktunya 🙂

7 thoughts on “Duta Belajar Menulis”

  1. Wahhh…dua acungan jempol untuk Duta 🙂
    Benn juga begitu, kalau dikasih pensil warna / spidol kecil untuk nulis diatas kertas, seringnya dia buat “Mie Ayam Bawang”, tapi begitu dapat Aquadoodle (pulpen airnya besar dan tebal), juga jadi rajin belajar menulis dengan menyambungkan titik titik 🙂
    Semangat belajar terus ya Duta ^_^

    1. Setuju mbak Metta. Aku rasa anak usia dini memang suka dengan alat tulis yang besar, jelas dan mudah (tidak perlu tenaga ekstra untuk menulis). Mungkin karena motorik tangannya masih taraf perkembangan 🙂

  2. hahaha … pinternya … smua ada waktunya yak mba. Anakku juga bicaranya masih belom jelas di usia 2.5 tahun 🙂 tp iya setuju, smua ada waktunya 🙂

    1. Iya mbak… salah satu bentuk kejatuhan kita sebagai orangtua (menurutku) adalah ketika kita mulai membandingkan satu anak dengan anak lainnya. Mencari parameter tidak masalah, yang bermasalah adalah ketika itu sampai membuat kita memaksa anak untuk tumbuh lebih cepat.

  3. Duuh baca komennya mba Lala ttg tiap anak punya masanya, saya jd merasa bersalah sama anak saya krn saya sering memaksakan, terkadang minder sama org2 krn anak saya g seperti anak kebanyakkan. Anak saya sempat speech delay, walo skrg udh mendingan yg msh ketinggalan itu echolalianya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.