fbpx

Belajar Meditasi Tanpa Objek bersama Romo Sudrijanta

Bertempat di Via Renata, Puncak, Cianjur, beberapa waktu yang lalu aku mengikuti kegiatan Belajar Meditasi Tanpa Objek (Non-Object Meditation). Kegiatan belajar meditasi ini diselenggarakan selama 4 hari, tanggal 9-12 Juni di bawah bimbingan Romo J. Sudrijanta, SJ.

Kegiatan retreat Meditasi Tanpa Objek (MTO) ini terbuka untuk umum, walaupun pembimbingnya adalah seorang Romo Katolik.

Tak ada materi doktrin gereja atau Katolik yang dibahaskan selama praktik belajar meditasi ini. Walaupun proses meditasi dalam MTO ini mengambil inspirasi dari meditasi Vippasana dalam tradisi Buddha, tetapi proses pengajaran MTO dilepaskan dari doktrin-doktrin Buddhisme. Karena sama sekali tak mengutip Al Kitab dalam pengajaran MTO, seorang peserta yang memiliki latar belakang Katolik bahkan mempertanyakan penjelasan Romo Sudrijanta karena dirasa berbeda dengan doktrin Katolik yang dikenalnya.

Romo J. Sudrijanta menyebut Meditasi Tanpa Objek (MTO) ini sebagai Post-vipassana dan sekaligus Post-Mistik Kristen.

4 Hari dalam Keheningan

Ada 45 orang yang mengikuti kegiatan retreat Meditasi Tanpa Objek kali ini. Temanya adalah “Becoming Your Own Therapist” (Menjadi Therapist bagi Diri Sendiri).

Hari Kamis siang, para peserta diminta menyerahkan handphone, jam tangan, dan barang berharga yang dibawa. Semuanya dimasukkan ke dalam amplop dan dititipkan ke panitia. Kondisi tanpa mengetahui waktu (jam) dan terputusnya kontak dengan dunia luar menjadi penanda dimulainya kegiatan ini.

Pukul 16.00, acara dibuka dengan informasi tentang aturan main selama retret dan penyerahan “seal of dhamma”, selembar kain berwarna oranye tua. Inti dari aturan main selama belajar meditasi adalah hening selama kegiatan 4 hari.

Tak ada ngobrol dan berbicara dengan sesama peserta. Bahkan sesama teman sekamar pun kami tak bercakap-cakap. Tanya jawab hanya dilakukan pada saat-saat tertentu dengan pembimbing meditasi. Saat makan juga tak ada percakapan karena proses makan dilakukan dengan hening.

Proses hening ini berlangsung selama 4 hari. Seluruh peserta belajar melakukan meditasi dalam aneka format, meditasi bersama secara terbimbing, meditasi pribadi, meditasi duduk di ruang, meditasi berjalan, meditasi di taman, dan sebagainya.

Jadwal Acara Meditasi Tanpa Objek

Jadwal Retret Meditasi Tanpa Objek lumayan padat. Acara dimulai dengan bangun pagi pukul 03.30 hingga tidur pukul 21.30. Bagi peserta muslim yang berpuasa, makanan untuk sahur dikirim ke kamar dan tak ada masalah untuk sholat di waktu-waktu sholat.

Jadwal harian Meditasi Tanpa Objek adalah:

Pukul 03.30:

  • Bangun pagi
  • Guided Meditation (meditasi terbimbing)
  • Peace Walk (meditasi dengan berjalan)

Pukul 07.00:

  • Eating meditation (makan secara meditatif)
  • Personal meditation (meditasi pribadi)

Pukul 08.30:

  • Guided meditation (meditasi terbimbing)
  • Dhamma Talk/Spiritual Exposition

Pukul 13.00

  • Eating meditation (makan secara meditatif)
  • Personal meditation (meditasi pribadi)

Pukul 15.30:

  • Guided meditation (meditasi terbimbing)
  • Personal meditation (meditasi pribadi)

Pukul 19.00:

  • Eating meditation (makan secara meditatif)
  • Unguided Silent Meditation (meditasi bersama)

Pukul 21.30:

  • Tidur

Tentang Meditasi Tanpa Objek (MTO)

Dari segi metodologi, meditasi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu meditasi dengan objek dan meditasi tanpa objek. Meditasi dengan objek selalu memiliki tujuan tertentu dan mempunyai teknik atau metode untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Ada meditasi dengan objek untuk mengembangkan daya kontak batin (telepati) agar mampu membaca pikiran atau keadaan mental orang lain, untuk mengembangkan daya terawang jauh (clairvoyance) agar mampu mengetahui objek atau kejadian dari jarak jauh, untuk mengembangkan tenaga dalam (psikokinesis) agar bisa mempengaruhi pikiran, perasaan, atau kehendak pada benda atau orang lain tanpa medium atau sarana yang dikenal.

Ada meditasi untuk mengetahui peristiwa yang akan terjadi (prekognisi) atau peristiwa yang telah terjadi (retrokognisi) tanpa proses yang dikenal akal maupun indra. Ada meditasi untuk melihat kehidupan diri pada masa lampau (regresi hypnosis) atau untuk melihat kehidupan diri di masa yang akan datang (progresi hypnosis). Ada meditasi untuk merasakan pengalaman di luar tubuh (ngraga sukma). Dan sebagainya.

Berbeda dari meditasi dengan objek, meditasi tanpa objek (MTO) tidak memiliki tujuan apapun selain sadar dari saat ke saat dalam waktu yang lama. kesadaran meditatif dalam meditasi tanpa objek bebas dari doktrin, bebas dari kepercayaan, bebas dari konsep-konsep. Dalam kesadaran meditasi tanpa objek, kebenaran doktrinal bukanlah kebenaran sejati. Untuk mencapai kebenaran sejati, tidak ada jalan. Kalaupun ada, jalan itu tidak lain adalah kesadaran meditatif yang melampaui kesadaran pikiran.

Jika ingin mengetahui lebih jauh tentang meditasi tanpa objek, Anda bisa mengunduh ebook “Titik Hening, Meditasi Tanpa Objek” di sini:

DOWNLOAD EBOOK Titik Hening

Pelatihan Meditasi Tanpa Objek diselenggarakan beberapa kali dalam setahun. Pelatihan meditasi dilakukan di Puncak, Yogyakarta, Bali, dan tempat lainnya. Jangka waktunya juga bermacam-macam, ada 3 hari, 4 hari, 8 hari dan 10 hari. Jadwal retreat Meditasi Tanpa Objek bisa dilihat di sini.

Catatan Pribadi tentang Pengalaman Meditasi

MTO-01a

Mengikuti retret Meditasi Tanpa Objek adalah pengalaman meditasi terbimbing pertamaku setelah sebelumnya menjalani meditasi tak rutin dengan tools Omvana.

Sebelumnya, aku lebih mengenal meditasi melalui praktik Taichi yang diajarkan seorang sahabat sekitar 17 tahun yang lalu. Dia memperkenalkan meditasi dalam gerak dan sikap menjaga kesadaran sepanjang keseharian. Dari interaksi ini, aku mulai berkenalan dengan buku-buku J Krishnamurti serta materi perbincangan tentang meditasi Vipassana di grup Meditasi Mengenal Diri (MMD).

Dalam rentang sejak perkenalan dengan meditasi hingga saat ini, aku menjalani aneka pengalaman hidup yang mengkonfrontasi logika, ego, dan kesadaranku. Beragam peristiwa yang mengguncang logika, mengkonfrontasi emosi & ego terjadi dalam intensitas sangat tinggi. Semua itu mewarnai fase kehidupan spiritual yang aku jalani pada saat ini.

***

Mengikuti proses belajar Meditasi Tanpa Objek di Via Renata ini adalah sebuah proses yang transformatif buatku. Secara pengalaman rasa, aku tidak merasa ada hal yang luar biasa. Tak ada sensasi emosi seperti ketenangan, suka cita, pelepasan, dll yang aku rasakan.

Bahkan aku merasa gagal dalam proses belajar meditasi 4 hari itu karena pikiranku lari ke mana-mana selama proses meditasi. Hanya pada hari pertama aku merasa bisa lebih mengamati pikiran dan diriku. Selebihnya adalah perjuangan tanpa henti mengelola kebosanan yang parah.

Yang menolongku selama proses belajar Meditasi Tanpa Objek adalah sesi Dhamma Talk, saat Romo Sudrijanta memaparkan penjelasan tentang meditasi. Paparan konseptual tentang meditasi sangat membantu memahami proses meditasi. Walaupun, tetap saja ada kesadaran bahwa terdapat jurang yang sangat dalam antara mengetahui dan mengalami.

Pengalaman yang kualami justru terjadi usai pelatihan meditasi. Beberapa hari terakhir, aku merasa ada sesuatu yang menyentuh diriku. Ada suasana batin yang berbeda saat menjalani keseharian. Aku tak tahu itu apa dan tak bisa mendeskripsikannya dengan jelas. Berkali-kali aku merasa sebuah rasa “kelapangan” yang mendalam saat melakukan meditasi berjalan (jalan pagi). Setiap kali aku mencoba menyadari rasa itu atau mencarinya, rasa itu hilang. Tapi ketika aku tak memikirkan dan tak mencarinya, rasa itu muncul kembali.

Above all. meditasi ini bagiku adalah sebuah jalan.

Mudah-mudahan ini bisa menjadi jalan bagiku menghadirkan kesadaran yang kontinu dalam keseharian, menjadi bekal memperbaiki diri dan berkarya untuk kebaikan sesama & semesta.

11 thoughts on “Belajar Meditasi Tanpa Objek bersama Romo Sudrijanta”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.