fbpx

Antusiasme Belajar

Sejak Yudhis memutuskan untuk mencoba ikut ujian kelas 6 bulan November mendatang, maka kami mulai membuat jadwal penyesuaian untuk anak-anak. Kami masih memakai sistem menu, tapi sekarang menunya lebih padat gizi. Kalau dulu menunya sangat menyesuaikan dengan minat mereka saat itu, maka kini kami menyelipkan 2 mata pelajaran wajib (yang diujiankan di ujian nasional) yang Yudhis boleh tentukan sendiri hari dan waktu belajarnya.

Seperti biasa, kalau Yudhis menambahkan asupan gizi pada menu pelajaran hariannya, maka Tata pun menambahkan sendiri asupan gizi pelajarannya. Maka jadilah jadwal yang disepakati bersama untuk mulai diterapkan minggu depan. Tapi ternyata…. Mereka tidak sabar menunggu hari Senin. Mereka ingin jadwalnya dimulai hari ini juga. Akhirnya aku buatkan jadwal mini yang hanya berisi hari ini dan besok.

Hal yang paling membahagiakan dalam proses homeschooling itu adalah menikmati luapan semangat belajar anak. Bukan kita yang mengejar2 anak untuk belajar, tapi mereka yang mengejar2 kita. Entah apa karena suasana yang menyenangkan, atau karena fleksibilitas waktu, atau karena memang pada dasarnya anak itu senang mempelajari hal2 baru. Tapi mendapati antusiasme belajar yang luar biasa dari anak itu seperti sedang menikmati buah manis dari homeschooling.

8 thoughts on “Antusiasme Belajar”

  1. Salam kenal Mba Lala,

    Mohon saran/idenya, saya juga mengajak anak saya usia 6th 9bln untuk membuat jadwal harian kegiatan dia dalam sehari, tetapi sering kali dia mengabaikan jadwalnya. Apa yang harus saya lakukan agar dia lebih tertarik dan semangat seperti yang Mba Lala lakukan. Thanks

  2. Salam kenal mas Opick, 😀
    Masalah “ketaatan” pada jadwal ini memang gampang-gampang-susah mas.
    Kami sendiri sudah sekian kali bongkar-pasang metode jadwal, menyesuaikan dengan kondisi anak pada saat itu. Setiap keluarga memiliki jadwal dan kebiasaan yang berbeda. Tantangannya adalah mencari jadwal yang paling sesuai dengan kebiasaan dan karakter keluarga.

    Untuk keluarga kami, saat ini sistem Menu yang paling pas, karena memberikan keleluasaan waktu untuk anak-anak, sehingga mengurangi efek stress karena “harus taat melakukan suatu hal pada jam tertentu”… we love flexibility 🙄

    Menemukan karakter jadwal yang tepat memang jam terbang mas, melalui banyak bongkar pasang. Jangan ragu untuk mencoba, jangan ragu pula untuk membongkar sampai ketemu dengan jadwal yang paling pas. Jadi… tetap semangat yaaa 😉

  3. Salam kenal Mbak Lala

    anak saya juga sedang menjalani homeschooling
    saya mau tanya bagaimana prosedur utk mengikuti ujian kesetaraan Paket A
    saya baca Yudhis mau ikut ujian, bisa sharing infonya, Mbak?
    makasih sebelumnya

    Salam hangat

    1. Ujian dilaksanakan 2 kali setahun, Juli dan November. Pendaftaran terakhir sekitar 3 bulan sebelumnya. Misalnya, pendaftaran ujian November ini harus dilakukan paling lambat bulan Agustus (sekitar tanggal 17).

      Syaratnya fotocopy akta lahir. Pendaftarannya bisa melalui PKBM atau Komunitas Homeschooling.

      Mudah-mudahan membantu.. 🙂

  4. Salam kenal Mbak Lala,
    Saya orangtua homeschooler dengan 1 anak (hampir 7thn). Anak saya sangat suka melakukan segala sesuatu bersama teman (anak2 tetangga), sejak kami pindah dari ruko ke perumahan saat dia hampir 5 th. Ketika masih di ruko, dia pemalu. Sangking senangnya bergaul, sampai belajar pun maunya bersama teman, jika hanya dengan saya, dia sering tidak bergairah, meski saya berusaha memberi berbagai variasi(intinya sedapat mungkin dia aktif, kalau jadwal memang saya yg buat, tp flexibel dalam prakteknya) dan jika saya bertanya cara apa yang dia suka, maka jawabnya adalah “bersama teman,” Kadang itu membuat saya emosi.Padahal waktu belajar yg di rumah paling lama hanya 1 jam, selebihnya dia bebas bermain sampai sore, kalau masih ada yg perlu dipelajari, biasanya dilakukan setelah makan malam. Memang setiap kali diberikan kesempatan belajar bersama teman (misal menggambar, melipat atau bahkan menulis – sesuatu yang paling membosankan baginya), biasanya dia jadi antusias , begitu juga saat melakukannya bersama teman2nya sesama komunitas hs, dia selalu bergairah, apapun aktivitasnya. Apakah itu berarti anak saya lebih cocok sekolah formal atau join dengan lembaga semi homeschool ya, Mbak Lala, mengingat dia anak tunggal, dan tidak selalu bisa mengajak teman2 di lingkungannya untuk belajar bersama?? Makasih sebelumnya.

    1. Pilihan HS atau sekolah tentu saja sangat tergantung pada alasan HS dan kondisi keluarga.
      JIka sekolah menjadi pilihan terbaik, tentu saja tak ada salahnya untuk sekolah.
      Jika tetap HS, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah menambah daya tarik kegiatan di rumah yg menyenangkan. Juga, ada proses negosiasi dengan anak mengenai pengaturan aktivitas bermain bersama teman dan berkegiatan bersama rumah.

  5. Izin bertanya saya kan dlu sekolah di smp formal selama 2tahun nah kls 3nya saya dikluarin gara gara bolos nah says ambil paket b belajar hanya setahun apakah kalo kita kerja surat uan kelulusan dari smp yang formal bisa digunakan buat daftar tni

    1. Kalau Anda ujian Paket B, kelulusannya berarti Ijazah Paket B (bukan ijazah SMP). Kecuali Anda pindah ke SMP dan ujian SMP, maka ijazahnya adalah ijazah SMP.

      Apakah ijazah Paket B bisa untuk mendaftar TNI? Saya tidak punya informasinya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.